Harga daging Sapi Merangkak Naik, Sejumlah Pedagang di Bandung Mogok Berjualan

Aktivitas jual beli daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (23/5/2020). Harga sejumlah bahan pangan merangkak naik hingga H-1 jelang Idulfitri 1441 Hijriah. Hal ini terlihat pada penjualan daging sapi dan ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut pedagang, harga daging sapi naik hingga Rp15 ribu menjadi Rp130 ribu per kg. Sedangkan daging ayam harganya pun naik sekitar Rp10 ribu menjadi Rp45 ribu per kg. Namun banyak pedagang yang mengeluh karena omzetnya menurun sekitar 30-40 persen dibandingkan Ramadan tahun lalu akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). | AKURAT.CO/Abdul Aziz Prastowo
AKURAT.CO, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung memastikan harga daging sapi belum naik signifikan meski sejumlah pedagang daging di Kota Bandung mulai mogok berjualan.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, sejauh ini berdasarkan pantauan yang ia lakukan di Pasar Kosambi dan Pasar Palasari, harga daging naik berkisar Rp120.000 - Rp130.000 per kilogram. Kenaikan itu menurutnya masih diambang batas wajar.
"Saya juga masih tunggu konfirmasi dari pasar lainnya, yang dua pasar itu masih kondusif harganya belum naik, tidak ada kenaikan yang signifikan," katanya di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (21/1/2021).
baca juga:
Dia menyebutkan, sejumlah pedagang daging sapi yang memutuskan untuk mogok berjualan, yakni di Pasar Ciroyom, namun tidak ada pedagang daging di pasar lainnya yang menghentikan jualan.
Di Kota Bandung, harga eceran tertinggi daging sapi normalnya berkisar di antara Rp110.000 - Rp120.000 per kilogram. Sedangkan untuk daging impor (daging beku) berkisar Rp80.000 per kilogram.
Menurut Elly, salah satu faktor kenaikan harga daging karena penurunan pemotongan sapi di rumah potong hewan (RPH) di Kota Bandung.
Dengan suplai yang berkurang, tambahnya, harga pun mulai merangkak naik meski belum melonjak signifikan. Selain itu suplai sapi impor dari Australia pun berkurang, apalagi Kota Bandung memang cukup bergantung kepada sapi impor.
"Jadi sapi lokalnya di bawah 10 persen, dari dulu porsinya impor itu tinggi, kebutuhan Kota Bandung itu banyaknya sapi impor," jelasnya.
Sementara itu pedagang daging di Pasar Kosambi, Yayah (56) mengatakan penjualan berkurang dibanding beberapa waktu lalu, imbas dari kenaikan harga tersebut.