Diskop UKM Kulon Progo Edukasi Pelaku UMKM Berjualan secara Daring

Pekerja menyelesaikan pembuatan batik khas Betawi di Sanggar Batik Betawi Terogong, Cilandak, Jakarta, Selasa (14/7/2020). Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, Suryo Utomo menyebutkan hingga saat ini hanya ada sekitar 200.000 UMKM yang mendaftarkan diri untuk memperoleh insentif pajak. Jumlah ini jauh dari total UMKM yang tahun lalu sudah tercatat sebagai wajib pajak, yakni sebanyak 2,3 juta | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Dinas Koperasi beserta Usaha Mikro dan Kecil (UKM) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendampingi sekaligus memberikan pelatihan penjualan secara daring kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) supaya produk mereka dapat diterima oleh pasar di tengah masa pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti mengatakan bahwa saat ini, penjualan secara daring adalah terobosan yang harus dilakukan oleh pelaku UMKM di masa pandemi COVID-19 supaya mereka tetap berproduksi, dan produknya tetap dapat dinikmati konsumen.
"Kami akan mendampingi pelaku UMKM dalam optimalisasi pemasaran produk lokal UMKM secara daring," kata Sri Harmintarti di Kulon Progo, Rabu, (20/1/2021).
baca juga:
Ia mengakui sasaran penjualan produk secara daring ini adalah pelaku UMKM yang usianya di atas 18 hingga 55 tahun atau yang terbiasa dengan android. Sedangkan pelaku UMKM di atas 55 tahun cenderung menjual produk secara langsung atau transaksi tradisional.
"Dua-duanya kami dampingi supaya mereka dapat bertahan di masa pandemi COVID-19. Kami menyadari pelaku UMKM adalah tulang punggung kebangkitan ekonomi pada massa pandemi COVID-19," katanya.
Sri Harmintarti mengatakan Diskop dan UKM bekerja sama dengan pemilik rumah makan dan pusat oleh-oleh untuk membantu penjualan produk lokal dari pelaku UMKM. Ia mencontohkan Galery UMKM di Rumah Makan Lestari, dan Pusat Oleh-Oleh Istana Omah Gedang.
"Kami menggandeng pemilik rumah makan dan pusat oleh-oleh untuk membantu memasarkan produk lokal Kulon Progo supaya produk laku dan dikenal masyarakat luas," jelasnya.
Dia juga terus mendukung pengembangan berbagai inovasi produk lokal, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk lokal tersebut. Beberapa inovasi pengembangan produk lokal yang telah dilakukan antara lain, pembuatan makanan dalam kaleng seperti bronkos, oseng-oseng mercon, tempe sengek, gudeg, rawon, soto gentong, berkecek ikan laut, mangut ikan gabus, rica-rica kembang gedang dan udang saus tiram.
"Pemasaran makanan kaleng ini diharapkan jangkaunnya lebih luas dan semakin dinikmati semua kalangan," harapnya.