Seram! Peringatan Presiden WEF Dampak Panjang COVID-19

Tunawisma terlihat sedang beristirahat di kawasan pintu air Manggarai, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk meredam penyebaran Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) membuat jurang pengangguran dan kemiskinan semakin lebar. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan, tingkat kemiskinan di Indonesia berpotensi naik menjadi 11 persen. | AKURAT.CO/Abdul Aziz Prastowo
AKURAT.CO Presiden World Economic Forum (WEF) Borge Brende mengingatkan pandemi COVID-19 tidak hanya merupakan krisis kesehatan namun juga memiliki dampak jangka panjang terhadap berbagai aspek seperti kesenjangan sosial, ekonomi, dan digital.
“Hampir 100 juta orang di seluruh dunia telah tertular COVID-19 dan lebih dari 2 juta kematian. Ini adalah salah satu virus paling mematikan dalam sejarah,” katanya dalam acara Peluncuran Global Risks Report 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Brende menyebutkan pandemi COVID-19 berpotensi membawa sekitar 150 juta orang di dunia masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrim karena adanya krisis pengangguran yang dipicu oleh resesi ekonomi dalam dua tahun ke depan.
baca juga:
Ia menyatakan langkah untuk keluar dari potensi risiko itu adalah dengan memastikan pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang harus lebih inklusif dan berkelanjutan serta menciptakan lapangan kerja yang layak.
“Salah satu kekhawatiran utama kami pada tahun-tahun mendatang adalah ketidaksetaraan dan fragmentasi masyarakat. Ini adalah risiko langsung yang akan membawa konsekuensi jangka panjang jika tidak ditangani,” katanya dilansir dari Antara.
Tak hanya itu, pandemi COVID-19 juga berpotensi membawa ancaman terhadap resesi ekonomi dan teknologi berkelanjutan dalam tiga sampai lima tahun mendatang.
Potensi risiko tersebut akan menyebabkan rusaknya infrastruktur teknologi informasi (TI), guncangan komoditas, ketidakstabilan harga, hingga krisis utang jika tidak segera ditangani.
Terkait dengan akses teknologi dan keterampilan digital, kesenjangan antara masyarakat yang mampu dan tidak mampu berisiko semakin melebar sehingga mempersulit terbentuknya ikatan sosial.
Lebih lanjut, pandemi ini juga diperkirakan memiliki dampak lima sampai 10 tahun berikutnya yaitu adanya senjata pembunuh massal, keruntuhan negara, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kemajuan teknologi yang merugikan.