Investasi Migas 2021 Dipatok US$17,6 Miliar, Ini Jurus Pemerintah Agar Tercapai

Ilustrasi Blok Migas | Dokumentasi: Shutterstock
AKURAT.CO Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan perhatian penuh terhadap dampak pandemi COVID-19 pada investasi minyak dan gas bumi (migas). Direktorat Jenderal Migas pun mengambil beberapa langkah konkret agar permasalahan tersebut bisa segera teratasi.
"Terkait dengan isu peningkatan investasi untuk pemulihan kondisi pandemi, ada strategi yang dilakukan untuk meningkatkan investasi migas," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 Subsektor Migas di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Untuk di hulu migas, langkah awal yang ditempuh pemerintah adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak Production Sharing Contract (PSC) Gross Split atau PSC Cost Recovery. Hal ini sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020.
baca juga:
Pemerintah juga tengah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia di mana 68 cekungan belum dikembangkan, membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan hingga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam.
Sementara itu dalam mengejar target investasi hilir, pemerintah tengah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (Gross Root Refinery atau GRR) dan pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan atau RDMP).
Pemerintah juga komitmen dalam menyederhanakan perizinan hilir, menciptakan harga gas bumi yang affordables, mendorong promosi pembangunan infrastruktur migas yang terintegrasi, serta mendukung keputusan menteri terkait perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Nomor 13 tahun 2020.
Sebagai informasi, pemerintah akan mematok investasi dari subsektor migas sebesar US$17,59 miliar di 2021. Angka ini meningkat 45 persen jika dibandingkan 2020 yang sebesar US$12,1 miliar.
Investasi tersebut terdiri dari dua subsektor, yakni hulu dan hilir migas. Apalagi ini masih menjadi subsektor andalan dalam mendorong perekonomian nasional.
"Subsektor migas masih menjadi unggulan untuk terlaksananya pembangunan kewilayahan dan terbukti di tahun 2020 mendatangkan investasi sebesar US$12,09 miliar dari target sebesar US$13,36 miliar," ungkap Tutuka. []