Neraca Dagang RI Desember 2020 Surplus US$2,1 Miliar, Apa Pemicunya?

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor dan impor pada Juli 2018. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia tembus US$ 16,24 miliar atau tumbuh 19,33% secara tahunan. Sementara impor naik 31,56% tahunan menjadi US$18,27 miliar. Sehingga defisit neraca perdagangan bulan lalu mencapai US$2,03 miliar. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus USD2,10 miliar dengan total nilai ekspor USD16,54 miliar dan total nilai impor sebesar USD14,44 miliar.
"Pada bulan Desember 2020, Indonesia mengalami surplus sebesar 2,10 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, melansir Antara, Jumat (15/1/2021).
Suhariyanto menjelaskan posisi ekspor pada Desember 2020 menggembirakan karena secara month on month (bulanan) meningkat 8,39 persen dan secara year on year (tahunan) meningkat 14,63 persen karena adanya peningkatan ekspor dari pertanian, industri maupun tambang.
Sementara impor pada Desember 2020 meningkat 14 persen secara bulanan, sedangkan secara tahunan turun tipis 0,47 persen.
Sejumlah komoditas yang jadi pendorong utama surplus pada Desember 2020 di antaranya lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral serta besi dan baja.
Selama Desember 2020, Indonesia mengalami surplus dengan sejumlah negara yaitu Amerika Serikat sebesar USD1,23 miliar, India sebesar USD866 juta, Filipina USD468,9 juta. Sebaliknya, Indonesia masih defisit dengan China sebesar USD1,1 miliar. Australia sebesar USD260 juta dan Brasil US203 juta.
Adapun secara kumulatif, sepanjang Januari-Desember 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus USD21,74 miliar, dengan total nilai ekspor Indonesia sebesar USD163,3 miliar dan total nilai impor mencapai USD141,5 miliar.
"Total ekspor kita selama 2020 negatif 2,61 persen tetapi impor kita mengalami kontraksi yang jauh lebih dalam sebesar 17,34 persen," katanya.
Suhariyanto menambahkan surplus Indonesia sebesar USD21,74 miliar merupakan yang tertinggi sejak 2011 di mana kala itu neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD26,06 miliar.
Sekadar informasi, sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus US$12,66 miliar dengan total nilai ekspor US$15,28 miliar dan nilai impor sebesar US$12,66 miliar.
“Surplus ini menggembirakan karena adanya kenaikan ekspor secara month on month (mom) sebesar 6,34 persen, sementara impornya juga meningkat 17,4 persen mom, meskipun secara year on year (yoy) masih mengalami penurunan,” kata Kepala BPS Suhariyanto pada konferensi pers virtual, Selasa (15/12/2020).
baca juga:
Pria yang akrab disapa Kecuk itu menuturkan surplus neraca perdagangan RI dan perbaikan ekspor pada November 2020 ditunjang oleh naiknya permintaan dan naiknya harga komoditas andalan, terutama batubara dan minyak sawit.[]