Realisasi Investasi Sektor EBTKE 2020 Masih Jauh dari Target

Panel Surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) | TAMBANG.CO.ID/Istimewa
AKURAT.CO Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi subsektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) sepanjang 2020 hanya tercapai US$1,36 miliar. Angka ini masih kurang dari target yang ditetapkan yakni US$2,02 miliar.
Bahkan, capaian 2020 itu juga lebih rendah dibandingkan 2019 yakni sebesar US$1,71 miliar.
"Di tengah tantangan ekonomi global dalam situasi pandemi COVID-19 prognosa investasi subsektor EBTKE tahun 2020 sebesar US$1,36 miliar," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana lewat konferensi pers virtual, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
baca juga:
Adapun rinciannya, kata Dadan, investasi dari beberapa lingkup EBTKE yakni konservasi energi yang ditargetkan US$8 juta, tercapai realisasinya.
Kemudian untuk bioenergi, tercapai investasi US$108 juta dari target US$420 juta. Selanjutnya panas bumi tercapai US$702 juta dari target US$1.050 juta.
"Untuk aneka EBT lainnya sebesar US$1.245 juta," ucapnya.
Ia menuturkan, capaian di 2020 didominasi oleh investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pengembangan pembangkit bahan bakar nabati. Namun, beberapa proyek ini tidak bisa dituntaskan sepanjang 2020 akibat adanya pandemi.
Adapun tambahan kapasitas dari pembangkit baru pada 2020 sebesar 176 MW. Lebih rinci, berasal dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW.
"Dari tambahan kapasitas tersebut maka di 2020 kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 10,4 ribu MW," ujar Dadan.
Lebih lanjut, pada 2021 Kementerian ESDM Ditjen EBTKE menargetkan investasi sebesar US$2,05 miliar dengan rincian US$10 juta untuk konservasi energi, US$1.245 juta untuk aneka EBT, US$68 juta untuk bio energi dan US$730 juta untuk panas bumi. []