Wah... Ternyata RI Impor Listrik dari Malaysia di 2020

Pekerja saat melakukan perawatan kabel jaringan listrik sutet di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019). PT PLN (persero) akan mengurangi tagihan kepada pelanggannya. Hal ini dilakukan imbas padamnya listrik pada Minggu (4/8/2019) kemarin. PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan. Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pada 2020 Indonesia tercatat mengimpor listrik dari Malaysia. Hal ini dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di daerah perbatasan di Kalimantan Barat.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana menjelaskan impor listrik dilakukan atas kesepakatan kerja sama bilateral kedua negara melalui PT PLN (Persero) dan Sarawak Electricity Supply Corporation (SESCO), anak usaha Sarawak Energy Berhad.
"Kita ada kerja sama dengan Malaysia, tepatnya di Sarawak sana, khususnya di Kalimantan Barat yang secara bilateral G to G (government to government). Ini kerja sama untuk jual beli atau ekspor impor listrik. Untuk tahap awal sekarang ini, kita kebagian untuk impor," jelasnya dalam jumpa pers virtual, Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu (13/1/2021).
baca juga:
Rida mengungkapkan impor listrik yang dilakukan Indonesia sepanjang 2020 yakni sebesar 0,54 persen dari total konsumsi listrik nasional. Ada pun secara angka, impor listrik yang dilakukan berkisar di kisaran 100-120 MW.
"Bisa dibayangkan, kalau misal kita konsumsi 100, sekitar 0,54 persennya itu yang kemudian kita impor dari negara jiran," katanya.
Rida berharap jika pembangkit listrik di Kalimantan Barat selesai dibangun, maka Indonesia bisa mengekspor listrik ke Malaysia.
"Maka pada saatnya, kita akan membalikkan situasi, mengekspor listrik dari Indonesia ke Malaysia dengan jalur yang sama," katanya. []