Vaksin COVID-19 Bikin Moncer, Saham Farmasi Ini Layak Dikoleksi Investor!

Pekerja memotret pergerakan saham di Bursa Efek Jakarta, Senin (10/6/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini menguat setelah libur panjang Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriah. IHSG dibuka menguat 68,18 poin atau 1,1 persen ke posisi 6.277,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 17,47 poin atau 1,78 persen menjadi 1.000,35. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Hadirnya vaksin COVID-19 digadang-gadang telah memberikan angin segar bagi saham-saham di sektor farmasi. Terlebih bagi saham-saham sektor farmasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memang sangat erat kaitannya dengan program vaksinasi COVID-19 seperti Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF).
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengungkapkan saham-saham sektor farmasi dari perusahaan BUMN memang cukup menunjukkan laju yang cukup signifikan. Tak bisa dipungkiri, saham farmasi KAEF dan INAF dilirik oleh investor.
" Monopoli pengadaan vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh perusahaan BUMN sektor farmasi memang menjadi keuntungan bagi saham farmasi perusahaan-perusahaan BUMN seperti KAEF dan INAF. Apalagi perilaku pasar bergerak atas ekspektasi yang terjadi, " tutur Hans Kwee kepada Akurat.co di Jakarta, Rabu (6/1/2021).
baca juga:
Menurut Hans Kwee, pergerakan moncer dari saham farmasi KAEF dan INAF kemungkinan hanya bersifat jangka pendek selama pendistribusian vaksin COVID-19 masih berlangsung. Mengingat karakter investor yang memang mengikuti alur pergerakan pasar dan isu yang santer beredar.
" Tentu pendek hitungannya hanya beberapa saat, karena vaksin COVID-19 juga masih menunggu izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk ketersediaan bahan baku dan vaksin COVID-19. Jadi mungkin tidak terlalu berlangsung lama," terang Hans Kwee.
Di sisi lain, pihaknya mewanti-wanti jika pasar akan kembali terkoreksi seiring dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang mencanangkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat terkait masih menyebarnya virus COVID-19. Sehingga, masih akan terjadi adanya fluktuasi dan dinamika di pasar saham. Untuk diketahui, hingga sejauh ini saham KAEF melemah 2,65 poin atau 5,17 persen ke level Rp4.860 setelah sebelumnya sempat dibuka menguat Rp5.200 per saham. Sementara itu, saham INAF juga mengekor melemah 270 poin atau 5,53 persen ke level Rp4.610 per saham.
Adapun sebelumnya Kementerian Kesehatan optimistis vaksin COVID-19 buatan Sinovac asal China yang akan digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia bakal segera mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (4/1), memperkirakan izin penggunaan darurat yang akan dikeluarkan oleh BPOM pada pertengahan Januari 2021.
"Kita melihat cukup optimistis dengan hasil awal yang sudah diinformasikan secara awal baik uji klinis tahap tiga di Turki maupun di Brasil, serta hasil yang didapatkan dari teman-teman di Universitas Padjadjaran. Tetapi tentunya kita akan menunggu secara resmi," kata Nadia.
Nadia menyebutkan, Kementerian Kesehatan cukup optimistis lantaran berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa efikasi dari vaksin COVID-19 buatan Sinovac ini sudah memenuhi standar minimal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Nadia juga menyampaikan bahwa tidak ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berupa efek samping dari vaksin yang dinilai dengan gejala berat. "Malah bisa dikatakan hampir tidak ada KIPI," kata Nadia, melansir Antara.