Selama Pandemi, Toko Pia Asal Bali Ini Melonjak 2 Kali Lipat!
Tokopedia

Ilustrasi Tokopedia | ISTIMEWA
AKURAT.CO Pandemi COVID-19 membuat berbagai jenis usaha dari besar hingga kecil terpaksa harus mengalami dampak kerugian. Berbagai pembatasan sosial membuat daya beli menurun sehingga berbagai pelaku usaha harus memutar otak untuk bertahan dan beradaptasi.
Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia atau Akumindo pada September 2020 mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan 30 juta UMKM dari total 63 juta unit usaha di Indonesia bangkrut.
Untuk itu dalam menghindari kebangkrutan, beberapa pelaku usaha memanfaatkan teknologi digital agar tetap menjangkau pembeli di tengah pembatasan sosial. Salah satunya yang dilakukan oleh toko pia terkenal di Bali, yaitu Pia Agung Bali.
baca juga:
Pia Agung Bali merupakan toko pia yang cukup populer di Bali. Berkat teknologi digital, kini mereka telah menjangkau seluruh pulau di Indonesia. Pia Agung Bali menawarkan 8 varian pia yang menggugah rasa: coklat, pia keju original, cream cheese, coklat keju, kacang hijau, tiramisu, cappucino, dan pia varian durian yang jadi produk primadona.
Pia Agung Bali didirikan oleh Agung Saputro, di mana ia pada awal mula berdiri usahanya tersebut dimulai dari berjualan kue kering pada 16 Mei 2016, dan berkembang hingga sekarang. Pria yang akrab disapa Agung tersebut menyampaikan bahwa pandemi sempat membuat pelik bagi usahanya di mana tepatnya pada akhir Maret 2020 ia terpaksa harus tutup terlebih dahulu.
Ia mengatakan, usahanya itu terpaksa tutup lantaran ia khawatir dengan biaya kesehatan bagi keluarga, karyawan hingga pelanggannya. Menurutnya, COVID-19 saat itu masih menjadi momok cukup menakutkan sebagai penyakit baru.
“Kami enggak mau kecolongan, jangan sampai memaksa tetap beroperasi dengan prosedur yang masih coba-coba. Jadi stop dulu semuanya, saya menaksir situasi, menyiapkan dengan matang dari sisi kesehatan dan bagaimana nanti menjalani proses bisnis di era Covid ini,” ungkap Agus.
Dengan tutupnya toko yang berlokasi di Jl. Bypass Ngurah Rai, Tuban, Bali membuat Agung terpaksa kehilangan banyak penghasilan, karena menjadi sumber pendapatan bagi dirinya.
“Waktu tutup benar-benar enggak beroperasi jadi bulan Maret akhir, April, Mei. Jadi benar-benar nol penjualan karena tutup total,” ucap Agung.