Jagorawi, Jalan Tol Pertama yang Rencana Pembangunannya Seringkali Ditolak

Presiden Soeharto meresmikan pemakaian Jalan Jagorawi dengan Penanda Tanganan Prasasti di Jl. Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) 9 Maret 1978 | Koleksi Perpustakaan Nasional RI
AKURAT.CO Awal 1950an untuk pertama kali ide pembangunan jalan tol Jakarta, Bogor, dan Ciawi, atau sering disebut Tol Jagorawi, diusulkan oleh Walikota Jakarta, Sudiro yang menjabat tahun 1953-1960. Ikhwal usulan ini berasal dari menggelembungnya anggaran pembangunan Jalan Sudirman - M.H. Thamrin sehingga Pemerintah Jakarta kewalahan dalam membiayai pembangunannya.
Untuk mengatasi masalah ini, Sudiro mengusulkan dibangunnya jalan tol sebagai strategi Pemerintah Daerah Kota Praja Jakarta dalam mendapatkan dana tambahan pembangunan dengan memungut retribusi satu sen dari harga normal bensin.
Jalan tol ini terdapat di :
baca juga:
A. Pada jalur A1 : jalur tanah sebelah utara jalan selebar 75 m dimulai dari tikungan kawat listrik teganan tinggi dekat Jalan Karet hingga Jalan Pasar Minggu
B. Pada Jalan Jenderal Sudirman (Jalan F) :
1. Sebelah barat jalan : jalur selebar 60 m, dimulai dari Jalan Bendungan Hilir hingga garis 375 m sebelum as terusan banjir, selanjutnya bidang tanah dibatasi dengan batas barat daerah IV ke utara hingga terusan banjir, 40 m ke barat, 375 m ke selatan sejajar Jalan Jenderal Sudirman dan menyambung dengan garis tersebut
2. Sebelah timur jalan : jalur selebar 60 m dimulai dari perpanjangan as jalan bendungan hilir hingga Jalan Setia Budi
3. Dua bidang tanah memanjang Jalan Jenderal Sudirman berukuran masing-masing 50 x 90 m, letaknya di masing-masing pojok perbatasan Daerah I (Jalan A1).
C. Pada Jalan Thamrin :