Capai Swasembada, Legislator Ingin Bulog Fokus Ketahanan Pangan Bukan Laba

Pekerja beraktivitas di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (2/9/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menginginkan Bulog benar-benar fokus kepada ketahanan pangan dan bukan mencari laba perusahaan, dalam rangka mendukung upaya mencapai swasembada pangan seperti yang dicanangkan oleh pemerintah. Ia juga meminta pemerintah agar mengembalikan Bulog pada regulasi awal tanpa berlabel korporasi yang mencari untung.
Menurut dia, hal tersebut penting karena tiga pilar utama Bulog menjadi rancu ketika institusi tersebut membonceng label perusahaan.
"Yang dimaksud tiga pilar utama itu adalah ketahanan pangan melalui persediaan yang cukup, akses dan harga beras yang terjangkau oleh masyarakat, dan melakukan stabilisasi harga," ujarnya seperti dilansir dari Antara, Rabu (2/12/2020).
Ia berpendapat bahwa selama ini fungsi Bulog tersandera akibat tuntutan mencari keuntungan dan dilema tersebut terjadi akibat regulasi yang berubah semenjak 20 Januari 2003.
Sebagaimana diketahui LPND (Lembaga Pemerintah Non Departemen) Bulog berubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Bulog melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum Bulog dan Peraturan Pemerintah No mor 61 Tahun 2003 tentang Perubahan atas PP Nomor 7 Tahun 2003 pasal 70 dan 71.
"Saya berharap Bulog di hilirnya berfungsi sesuai tujuan utamanya, yakni menjaga ketahanan pangan. Bagaimana harus menyediakan beras dalam jumlah yang cukup, Akses dan harga yang terjangkau dan harganya stabil sepanjang tahun dapat terealisasi ke depannya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," ucap Andi Akmal Pasluddin.
Sebelumnya Perum Bulog berencana untuk melakukan revitalisasi lumbung pangan di desa yang berfungsi sebagai cadangan beras guna mewujudkan kemandirian pangan.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo mengatakan anggaran pemerintah untuk merevitalisasi seluruh lumbung pangan di desa tidak akan cukup, sehingga Bulog berinisiatif mewujudkan kemandirian pangan melalui lumbung pangan yang dinilai lebih resilien dalam menjaga cadangan beras bagi masyarakat desa.
"Ke depan kami akan bekerja sama dengan pihak desa, bagaimana menjaga pangan secara mandiri. Kalau dengan dana pemerintah, tentunya tidak kuat," kata Gatot Selasa (10/11).
Gatot menjelaskan bahwa Bulog sebagai BUMN Pangan ditugaskan oleh pemerintah dalam menjaga cadangan beras di kisaran 1 juta--1,5 juta ton setiap tahun.
Di sisi lain, konsumsi beras nasional mencapai 2 juta--2,5 juta ton per bulan atau 30 juta ton setahun. Menurut Gatot, kewajiban menjaga cadangan beras 1 juta-1,5 juta ton memang kecil, namun begitu stok beras selalu memenuhi kebutuhan, karena didukung oleh lumbung pangan desa.[]