Tanpa Ikuti Arus Digitalisasi, UMKM Bakal Ambruk!

Pengunjung menikmati kuliner di kawasan Thamrin 10, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2020). Sejumlah gerai UMKM masih tampak sepi pengunjung saat masa perpanjangan PSBB di kawasan DKI Jakarta. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan tanpa mengikuti arus digitalisasi, UMKM akan "ambruk" ditelan zaman. Mengingat fenomena digitalisasi yang sudah tidak bisa dihindarkan ini menjadi pintu masuk bagi pelaku UMKM dan koperasi untuk turut serta memanfaatkan kemajuan teknologi dalam hal proses produksi hingga pemasarannya.
Menurutnya perkembangan ekonomi digital tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah transaksi e-commerce. Bahkan McKinsey memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia tahun 2022 akan tumbuh menjadi 55 hingga 65 miliar dollar AS (Rp808 hingga Rp955 triliun).
Oleh sebab itu, Teten Masduki pun berharap pelaku UMKM dan koperasi di Indonesia memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 ini untuk mulai masuk ke ekosistem digital. Pihaknya sudah menjalin komitmen kerja sama dengan market place nasional untuk membantu UMKM masuk dalam platform digital agar pangsa pasarnya semakin meluas.
baca juga:
"Transformasi Koperasi dan UMKM kearah ekonomi digital menjadi keniscayaan. Tantangan terbesar kita, minimnya koperasi yang memanfaatkan ekosistem digital ini dalam pengelolaan koperasinya, baru sekitar 906 koperasi (0,73%) dari jumlah koperasi aktif(123.048 unit) yang sudah memiliki alamat website," tutur Teten Masduki dalam Webinar Kanwil BI Provinsi Kalimantan Timur dengan tema AKSI UMKM 4.0 – Akselerasi dan Sinergi Digitalisasi, Senin (30/11/2020).
Menurut Teten, potensi pengembangan UMKM dan koperasi melalui sistem digital di Indonesia sangat besar. Adapun terdapat lima faktor yang mendukung pertumbuhan e-commerce berkembang pesat di Indonesia. Yaitu pengguna smartphone yang semakin banyak, konsumen muda yang cerdas secara digital, meningkatnya partisipasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pasar online, pertumbuhan investasi dalam e-commerce, serta kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung pasar e-commerce.
Lebih lanjut Teten Masduki mengklaim, program digitalisasi koperasi dan UMKM menjadi salah satu agenda prioritasnya. Program ini diperkuat dalam UU Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan DPR RI. Untuk UMKM, diakuinya saat ini baru sekitar 16 persen dari total atau mencapai 10,25 juta yang sudah terhubung ke ekosistem digital.
Pemerintah menargetkan jumlah UMKM yang dapat masuk dalam ekosistem digital mencapai 20 persen dari total UMKM yang jumlahnya mencapai 60,4 juta unit. Sementara untuk koperasi yang masuk dalam ekosistem digital baru sekitar 906 koperasi atau 0,73 persen dari 123 ribu dari koperasi aktif.
"Transformasi digital perlu dukungan semua pihak. Kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas dan media adalah pilar Pentahelix yang perlu memiliki visi yang sama untuk mendorong masyarakat koperasi dan UMKM memasuki ekosistem digital," sambungnya.
Sementara itu, besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh seluruh gerakan Koperasi dan UMKM. Google, Temasek, Bain Research telah merilis kembali potensi ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 senilai 124 miliar dollar AS atau setara Rp1.736 triliun. Untuk itu, pihaknya berharap koperasi dan UMKM terus berlomba-lomba memperbaiki kualitas layanan dan produknya dengan dipadukan pada sistem digital.