BRI Targetkan Transaksi Sentuh USD50 Juta dari UMKM

Para penjual usaha kecil menengah saat mengikuti pameran UMKM di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Peran usaha mikro, kecil, dan menengah tetap menjadi salah satu harapan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Kemunculan teknologi digital dapat mendorong bisnis mereka tumbuh lebih berkualitas dan dapat merambah ke luar negri dengan sangat cepat. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Direktur Utama Bank BRI Sunarso menargetkan akan ada lebih dari 23 kontrak dengan nilai mencapai USD50 juta melalui acara BRIlian Preneur UMKM Expo kedua kalinya setelah diadakan sukses pada tahun 2019 lalu.
" Target BRI kalau tahun lalu bisa ada 23 kontrak, yang harus datang secara fisik dengan adanya akses secara virtual kami berharap nilainya bisa melebihi USD50 juta. Itu pun sudah bagus, sebenarnya yang penting adalah setelah 3 hari itu sepanjang tahun UMKM kita banyak yang berkontrak dengan buyer-buyer di luar negeri," papar Sunarso di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Sunarso mengklaim saat pertama kali pameran ini diadakan, pihaknya berhasil memfasilitasi sebanyak 23 kontrak antara para pelaku UMKM dengan buyer yang berasal dari luar negeri dengan nilai kontrak sebesar USD33,5 juta atau Rp473 miliar.
baca juga:
"Alhamdulillah kita adakan Brilian Preneur UMKM yang pertama dan menurut saya sukses karena 3 hari dikunjungi 16 ribu orang, dan tahun lalu bisa memfasilitasi sebanyak 23 kontrak dengan nilai sebesar USD 33,5 juta. Menurut saya ini merupakan terobosan yang bagus selama 3 hari kita bisa mempertemukan UMKM kita dengan buyer dari luar negeri," ucapnya.
Lebih lanjut Sunarso menyatakan bahwa hadirnya acara ini untuk kedua kalinya bertujuan agar para pelaku UMKM ini produknya bisa diserap oleh pasar global jadi tidak lagi berpaku kepada pasar domestik.
Tak hanya itu saja, dalam mengembangkan sebuah UMKM, edukasi sangatlah diperlukan sebab masih sering terjadi salah kaprah UMKM lebih membutuhkan lembaga pembiayaan seperti perbankan. Padahal, UMKM sebenarnya lebih membutuhkan edukasi daripada uang.
"Kalau advokasi itu menempatkan UMKM di bawah bank dan lembaga pembiayaan. Kalau diedukasi UMKM artinya sejajar sebagai mitra kalau ada yang perlu ditingkatkan melalui edukasi adalah spirit kewirausahaan," imbuhnya.
Selain semangat kewirausahaan, lanjutnya, perlunya juga membangun kemampuan melakukan administrasi dan manajerial, aksesibilitas terhadap informasi pasar, teknologi, dan pendanaan. Kemudian, pentingnya keberlanjutan UMKM tersebut dari sisi lingkungan.
"Jangan lupa edukasi pelaku UMKM dengan prinsip GCG yang baik sehingga UMKM bisa tumbuh berkembang secara berkelanjutan," pungkasnya.[]