Skenario Vaksin Jadi 'Obat' Manjur Bagi Pasar Keuangan

Profesor Gottfried Kremsner saat menyuntikkan vaksin virus corona ke sukarelawan di Tubingen, Jerman, 22 Juni lalu. | REUTERS/Kai Pfaffenbach
AKURAT.CO Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan saat ini pasar keuangan sangat optimis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal. Di awali Pfizer dan BioNTech mengatakan uji vaksin efektif 95% lawan virus corona. Sesudah itu ada perusahaan Moderna yang mengklaim vaksin yang dikembangkan punya kemanjuran 94,5% vaksin lawan Covid-19.
Kemudian ada Vaksin AstraZaneca dan Oxford asal Inggris yang merilis keberhasilan membuat vaksin dengan tingkat efektivitas 70% melawan Covid-19 sesudah uji fase ke-3.
"Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi," ujar Hans Kwee pada Minggu (29/11/2020).
baca juga:
Sementara itu, Vaksin AstraZeneca dan Oxford untuk virus Covid-19 disebut sebagai vaksin virus Covid- 19 global karena diperkirakan berbiaya murah. Tetapi vaksin AstraZeneca ini menghadapi tantangan setelah perusahaan merevisi efektivitas vaksinnya dari 90 % menjadi 70% mencegah kasus Covid-19.
Ini dari hasil uji coba tahap akhir di Inggris dan Brasil. Ada kelompok kecil relawan secara tidak sengaja memperoleh dosis lebih rendah dan menghasilkan tingkat keberhasilan mencapai 90%. Pada kelompok yang lebih besar dengan dosis normal, tingkat efektivitas lebih rendah hanya 62%.
Banyak ilmuwan mengatakan pengujian di hasil kelompok kecil dapat diartikan 'menghasilkan pembacaan palsu'. Hal ini tentu menjadi sentimen negatif pengembangan vaksin global.
Sedangkan, rilis risalah Rapat Dewan Gubernur bank sentral Amerika (Federal Reserve/Fed) yang dilaksanakan pada bulan Oktober menunjukkan adanya diskusi mengenai bagaimana caranya untuk menambah kebijakan moneter akomodatif dalam rangka membantu proses pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Para pejabat Fed berupaya menyediakan lebih banyak akomodasi bagi ekonomi agar pemulihan dari pandemi virus corona terus berlanjut. The Fed juga melihat adanya potensi kenaikan risiko terganggunya proses pemulihan ekonomi akibat naiknya kasus infeksi Covid-19 di Amerika.
"Tambahan stimulus moneter tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan," jelasnya.