Masalah Klasik UMKM: Memasukkan ke Ekosistem Digital dan Meningkatkan Eskpornya

Pengunjung memilih gitar yang dijual di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (12/7/2020). Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan sebanyak 4,8 juta UMKM bisa mendapatkan dana stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dialokasikan Rp1 triliun. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang besarannya di luar target penyaluran pinjaman LPDB-KUMKM pada 2020 sebesar Rp1,85 triliun yang telah dialokasikan sebelumnya. | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyampaikan bahwa tantangan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yakni bagaimana meningkatkan ekspor dan terhubung ekosistem digital.
Staf Khusus Menteri Koperasi UKM Fiki Satari mengatakan bahwa saat ini kontribusi ekspor sektor UMKM masih rendah yakni baru sebesar 14 persen.
“Sektor UMKM memang memiliki tantangan yaitu bagaimana meningkatkan ekspor. Bagaimana pelaku UMKM ini masuk Global value chain yaitu yang saat ini masih rendah untuk kontribusi ekspornya 14 persen dan ini terus menurun,” katanya dalam Webinar Series IIFEST, Jumat (27/11/2020).
baca juga:
Fiki menjelaskan bahwa 99,9 persen populasi usaha Indonesia adalah UMKM yang menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi kepada 60,23 persen dari kue perekonomian nasional
“Kemudian bicara investasi pun di banyak sektor UMKM memang memiliki tantangan yaitu bagaimana meningkatkan ekspor,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Fiki mengatakan bahwa ketika diterapkan PSBB akibat penyebaran COVID-19 banyak UMKM yang terdampak. Salah satunya masih minimnya UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital yakni baru sebesar 16 persen.
“Ini cukup bertumbuh pada saat pandemi yang sebelumnya 13 persen,” lanjutnya.
Selain itu, Fiki menyampaikan berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada sekitar 2,3 juta penambahan UMKM yang on board di sektor digital.
“Bahwa kita bisa lihat kalau di postur populasi usaha sebelumnya usaha mikro ini memang relatif yang sangat besar yakni sebesar 63 juta lebih pelaku usaha yang memang di level ekonomi subsistens yang memang sektor informal dikarenakan sektor formal,” ungkapnya.[]