Menristek Klaim Produksi Vaksin Difokuskan Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri
Lawan Covid-19

Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Brodjonegoro saat wawancara eksklusif bersama AKURAT.CO di kantornya di Jalan M.H Thamrin, Jakarta, Kamis (6/8/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro memastikan produksi vaksin difokuskan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 dalam negeri sebelum membantu negara lain.
"Kita benar-benar fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Namun, apabila pemenuhan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dan juga ada kebutuhan Indonesia untuk membantu negara lain tentunya kita siap," kata Bambang saat membuka Rapat Kerja Kemenristek/BRIN yang berlangsung di Yogyakarta, Jumat (27/11/2020).
Menurut Bambang, jumlah kebutuhan dalam negeri relatif cukup besar. Dengan menggunakan rumus kekebalan massal atau herd immunity yakni 2/3 jumlah penduduk Indonesia, maka dibutuhkan lebih kurang 170 juta orang yang harus divaksinasi.
"Kalau satu orang butuh dua kali vaksin per orang maka bisa dibutuhkan sampai 360 juta. Kita juga harus mengantisipasi vaksinasi pada periode berikutnya," kata dia.
Menurut dia, vaksin siap diproduksi massal untuk kebutuhan dalam negeri serta ditawarkan ke negara lain apabila telah melalui serangkaian uji klinis dan mendapatkan izin dari BPOM.
Menurut dia, vaksin merah putih dapat didistribusikan ke masyarakat apabila telah menyerahkan bibit vaksin kepada produsen vaksin yang dikoordinasikan oleh PT Bio Farma.
"InsyaAllah pada triwulan pertama tahun depan penyerahan bibit vaksin. Setelah itu harus dilakukan uji klinis tiga tahap pada manusia. Kemudan membutuhkan juga izin dari BPOM untuk bisa dilakukan vaksinasi," kata dia.
Bambang mengatakan pemerintah hingga saat ini terus berupaya agar penanganan pandemi COVID-19 bisa segera dilakukan melalui vaksinasi. "Mudah-mudahan di Triwulan 4 Tahun 2021 vaksin merah putih mulai bisa didistribusikan kepada masyarakat," tukasnya.
Sekadar informasi, PT Bio Farma akan melakukan uji praklinik dan uji klinik Vaksin Merah Putih jika prototipe vaksin atau bibit vaksinnya sudah didapatkan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada 2021.
"Nanti Bulan Januari atau Februari 2021, kami sudah bisa mendapatkan prototipe vaksinnya. Dan prototipe itu nanti akan diserahkan ke Biofarma untuk dilakukan proses lebih lanjut, ada upscaling, uji praklinik, kemudian nanti ada uji klinik fase 1, 2 dan 3," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam gelar wicara yang diadakan virtual dari Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Kantor Graha BNPB, Jakarta, mengutip Antara, Senin (19/10/2020).[]