40 Persen UMKM Banting Setir Jualan Makanan dan Produk Kesehatan, tapi Ogah Jualan Online

Pekerja melayani pembeli di salah satu warteg di Jakarta, Senin (20/7/2020). Pemerintah meluncurkan penjaminan kredit modal kerja untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional. PT Jamkrindo dan PT Askrindo telah ditugaskan melalui Keputusan Menteri Keuangan untuk menjamin pelaku usaha UMKM atas kredit modal kerja. | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebanyak 40 persen UMKM di Indonesia ternyata banting sentir berjualan produk home care, makanan serta produk kesehatan.
"Menurut surveri World Bank, ternyata banyak banting setir, sebanyak 40 persen banyak UMKM ubah produk home care, kesehatan, dan makanan," katanya, saat Webinar Indonesia Islamic Festival 2020, Jumat (27/11/2020).
Tak bisa dipungkiri memang untuk bertahan selama pandemi banyak UMKM yang menyesuaikan produknya untuk barang-barang yang dicari masyarakat.
baca juga:
Selain itu Teten juga mengatakan ada peningkatan 62 persen untuk penjualan produk home care, kesehatan, dan makanan.
"Artinya memang ini sudah sejalan dengan kondisi yang ada dimana banyak UMKM mencoba beradaptasi," ucap Teten.
Meski demikian jumlah UMKM yang bermigrasi ke ekosistem digital ternyata tak begitu banyak. Teten mengatakan dalam kuartal kedua ini pihaknya mencatat hanya 16 persen dari 64 juta UMKM yang tergabung digital.
"UMKM yang terhubung digital di kuartal kedua sudah menunjukan kenaikan dimana saat ini sudah 16 persen UMKM yang digital dari sebelumnya hanya 13 persen dari keseluruhan UMKM," kata Teten.
Teten mengatakan memang ada berbagai tentangan yang dihadapi UMKM ketika masuk ekosistem digital yakni harus mampu bersaing dengan merek besar pada pasar yang sangat terbuka.
"Pertama kapasitas produksi mereka, ketika terhubung ke market besar mereka tak bisa memenuhi kebutuhan pasar," katanya.