Produksi Beras di Lebak Surplus, Bahkan Cukup Sampai 2022

Pedagang menunjukkan beras di salah satu agen beras di Pasar Baru, Bekasi, Jumat (22/12). Menurut pedagang, harga beras saat ini cenderung naik yang berada pada angka Rp12.800. Dia juga tidak bisa meragukan stok beras akan bertahan hingga awal tahun depan atau tidak. Walau Kementan menyatakan bahwa stok beras aman hingga akhir tahun. | AKURAT.CO/Handaru M Putra
AKURAT.CO, Produksi beras di Kabupaten Lebak, Banten, kembali alami surplus dari hasil panen Januari-Oktober 2020 sebanyak 316.642 ton dengan penduduk 1,2 juta jiwa.
"Kita mengapresiasi produksi beras melimpah hingga tahun 2022," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar di Lebak, Jumat (27/11/2020).
Produksi panen padi di Kabupaten Lebak hingga Oktober 2020 sebanyak 677.312 ton gabah kering pungut (GKP) terdiri dari padi sawah sebanyak 633.153 ton dan padi gogo 44.158 ton.
baca juga:
Dari 677.312 ton itu, jika menjadi gabah kering giling (GKG) sebanyak 575.715 ton dan bila diakumulasikan setara beras mencapai 316.642 ton.
Produksi beras sebanyak 316.642 ton itu dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa maka kembali surplus 15 bulan dari sebelumnya 13 bulan.
"Saat ini, konsumsi beras untuk warga Kabupaten Lebak dengan rata-rata per kapita/tahun sebanyak 114 Kg atau 147.428 ton/tahun," ujarnya.
Sedangkan, permintaan beras per bulan 12.286 ton maka kebutuhan sampai dengan Oktober 2020 mencapai 122.856 ton,sehingga produksi beras melimpah 193.787 ton dan mencukupi hingga tahun 2022.
"Kami menginstruksikan seluruh petani melaksanakan gerakan percepatan tanam sehubungan curah hujan tinggi guna mendukung swasembada pangan," kata Rahmat.
Ia mengatakan bahwa selama ini produksi beras di Kabupaten Lebak mampu menyumbangkan cadangan beras pemerintah (CBP) juga dengan penyerapan melalui Perum Bulog.