SMF Raup Laba Bersih Rp369 Miliar Triwulan III 2020

Direksi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) saat konferensi pers capaian kinerja triwulan III 2020 yang digelar secara virtual, Kamis (26/11/2020) | Humas SMF
AKURAT.CO, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan laba bersih Rp369 miliar pada kuartal III 2020. Laba di kuartal III 2020 naik 3,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp355 miliar. Capaian laba itu pasalnya telah melampaui target laba yang ditargetkan SMF hingga akhir tahun sebesar Rp318 miliar.
"Laba tersebut didapatkan dari pendapatan perseroan yang mencapai Rp1,73 triliun per akhir September 2020. Capaian ini melesat 45,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,19 triliun," ujar Direktu Utama SMF Ananta Wiyogo dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/11/2020).
Sejalan dengan perolehan laba bersih, pendapatan SMF triwulan III 2020 sebesar Rp1,73 triliun, sementara beban, pajak, dan CKPN sebesar Rp1,36 triliun sampai dengan akhir September 2020.
baca juga:
Sementara itu, total aset SMF hingga akhir September 2020 senilai Rp32,69 triliun, telah lampaui target tahun ini yang sebesar Rp31,38 triliun. Total aset tersebut meningkat dibandingkan akhir September 2019 yang senilai Rp25,07 triliun.
Liabilitas perseroan mencapai Rp21,35 triliun hingga akhir September 2020. Selain itu, total ekuitas sebesar Rp11,33 triliun.
Hingga akhir September 2020, SMF telah menyalurkan akumulasi dana dari pasar modal ke pasar pembiayaan primer perumahan sebesar Rp 68,09 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas penyaluran pinjaman senilai Rp 55,83 triliun dan transaksi sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) senilai Rp12,15 triliun.
Kendati demikian di tengah capaian kinerja keuangan tersebut, SMF belum mampu merealisasikan target sekuritisasi aset hingga triwulan III 2020. Padahal semula target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 sebesar Rp3 triliun.
Ananta menambahkan adanya pandemi COVID-19-19 dimungkinkan target-target kinerja perusahaan akan direvisi. Pasalnya banyak sektor industri khususnya sektor riil yang terdampak pandemi COVID-19. Namun besaran angka revisi dari target RKAP nantinya akan disampaikan dalam kesempatan lainnya setelah ada keputusan dengan pemegang saham yaitu pemerintah.
"Dengan adanya dampak pandemi COVID-19 mungkin akan revisi. Sampai akhir tahun dampak pandemi COVID-19 pasti ada, kami lakukan finalisasi dan berdiskusi dengan pemegang saham," tukasnya.[]