Waduh! Jumlah Pengangguran Akibat COVID-19 Bertambah 2,67 Juta Orang

Pencari kerja mengantri masuk ke area Job for Career Festival bertajuk Jakarta Spektakuler di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9/2018). Bursa lowongan kerja tersebut diikuti lebih dari 120 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta skala nasional maupun internasional. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat penambahan angka pengangguran sebanyak 2,67 juta akibat pandemi COVID-19. Dengan penambahan tersebut maka total pengangguran saat ini menjadi 9,77 juta orang dari sebelumnya 7,1 juta orang atau dari 5,23 persen ke 7,07 persen.
“Tingkat pengangguran ini, kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat adanya COVID-19 adalah 2,67 juta orang,” katanya melalu video conference, Jakarta, Senin (23/11/2020).
Ia menyebutkan, jumlah pengangguran meningkat tak hanya terjadi di kota, tapi juga di desa. Misalnya tingkat pengangguran di desa meningkat 4,17 persen, sementara di kota lebih parah yaitu mencapai 8,98 persen.
baca juga:
Kondisi tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pekerja informal yaitu dari 44,12 persen turun ke 39,53 persen.
“Jadi dalam hal ini kita melihat banyak masyarakat bergerak dari sektor formal tadinya 44,12 persen di 2019 menjadi 39,53 persen dan mereka sekarang bekerja di sektor informal, sehingga pekerja informal naik," kata dia.
Ia menjelaskan jumlah pengangguran yang bertambah juga berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebetulnya mencapai 10,69 persen namun dengan adanya bansos maka berkurang menjadi 9,69 persen.
“Adanya perlindungan sosial maka kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya 10,96 persen menjadi 9,69 persen. Ini lebih rendah 1,5 persen. Itu suatu angka yang cukup signifikan,” ungkapnya. []