Kemendag Janji Jaga Distribusi Bapok dan Turunkan Biaya Logistik

Suasana aktivitas jual beli di kawasan pasar tradisional Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020). Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto memastikan stok bahan kebutuhan pokok aman menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2020. Kenaikan atau penurunannya tidak sampai lima persen, seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam ras, dan bawang putih. Harga bahan pokok yang turun hingga melebihi lima persen yakni daging ayam ras, cabai merah keriting, dan cabai merah besar. Sementara itu, bahan komoditi yang sempat naik melebihi lima persen adalah gula pasir, bawang merah, dan cabai rawit merah. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Dalam menjaga ketahanan pangan selama pandemi, Kementerian Perdagangan mengatakan bakal memastikan kebutuhan barang kebutuhan pokok (bapok) terjaga dan menurunkan biaya logistik di seluruh wilayah Indonesia melalui berbagai kebijakan dan program.
Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, saat ini masih ada beberapa bapok yang mengalami disparitas harga antar wilayah yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya bencana alam, sentra produksi dan distribusi yang tidak tersebar secara merata, dan bervariasinya biaya logistik di daerah.
Salah satu kebijakan Kementerian Perdagangan untuk menyikapi hal ini adalah program Gerai Maritim, yang merupakan kegiatan mendistribusikan barang, khususnya bapok dari sentra produksi/industri di pulau-pulau besar ke daerah Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP).
baca juga:
“Tujuan utama Gerai Maritim adalah menurunkan/mengurangi disparitas harga antar daerah. Melalui program ini, yang merupakan bagian dari program Tol Laut, pemerintah memberikan subsidi biaya port-to-port rata-rata 40-50 persen dari biaya freight per kontainer,” terang Mendag Agus lewat keterangan resminya di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Pada 2020, terdapat 67 daerah yang dilalui Tol Laut dan Gerai Maritim. Sedangkan, pembangunan Depo Gerai Maritim dilaksanakan di 14 kabupaten, khususnya di daerah 3TP. Banyak daerah telah merasakan manfaat positif dari program ini. Terdapat 50 daerah yang merasakan penurunan harga barang setelah dilalui program tersebut.
Sementara, di masa pandemi ini, lanjut Mendag, Kementerian Perdagangan telah memanfaatkan platform niaga elektronik sebagai strategi jangka pendek dan jangka menengah—panjang untuk menjaga stabilitas harga bapok dan meningkatkan konsumsi produk dalam negeri. Strategi jangka pendek yang telah dilaksanakan Kementerian Perdagangan diantaranya penandatangan kerja sama dengan beberapa platform niaga elektronik nasional, Grup Accor, dan PT Bank Nasional Indonesia. Selain itu, Kementerian Perdagangan turut mendukung penuh program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan Presiden RI Joko Widodo dan fokus terhadap Transformasi Digital Pelaku UMKM Indonesia.
Kementerian Perdagangan juga melakukan pelatihan virtual kepada pelaku UMKM yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas desain kemasan dan produk. Sedangkan, untuk membantu para pelaku usaha bertahan di masa pandemi ini, Kementerian Perdagangan melakukan refocusing anggaran untuk membantu sektor yang terdampak Covid-19. Untuk strategi jangka menengah—panjang, selain program Gerai Maritim, beberapa kebijakan Kementerian Perdagangan lainnya adalah melalui kebijakan stabilisasi harga, kebijakan pengendalian impor dalam mendukung substitusi impor, pengembangan sumber daya manusia (SDM) UMKM dalam IT, dan fasilitasi akses terhadap sumber-sumber pembiayaan.
Mendag menambahkan, Kementerian Perdagangan juga telah memperluas akses keuangan petani dan nelayan melalui pemanfaatan instrumen Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas.
“Dengan skema SRG, manfaat yang dirasakan petani dan nelayan antara lain sebagai instrumen manajemen stok dan risiko fluktuasi harga, pembiayaan usaha dengan jaminan komoditas, peningkatan daya saing komoditas, serta manajemen pascapanen yang memberikan nilai tambah komoditas,” jelasnya.