Sindir Telkomsel, Rizal Ramli: Big Data Lebih Besar Kok Beli GoJek Rp2,1 Triliun?

Pengendara sepeda motor memegang telpon genggam saat berkendara di jalan raya Kasablangka, Jakarta, Rabu (7/3). Polda Metro Jaya menghimbau penggunaan ponsel genggam saat berkendara berpotensi mengganggu konsentrasi saat mengemudi. Hal tersebut tercantum pada UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 106 Ayat 1 junto Pasal 283 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Telkomsel akhirnya mengonfirmasi kabar investasinya ke Gojek senilai US$150 juta (setara Rp2,1 triliun).
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro pun telah mengkonfirmasi bahwa ada kesepakatan investasi Telkomsel ke Gojek yang telah diteken pada 16 November lalu dalam pemberitaan media masa.
Menanggapi hal ini, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Ekonom, Rizal Ramli mempertanyakan alasan Telkomsel berinvestasi di Gojek senilai Rp2,1 triliun.
baca juga:
Menurutnya, langkah tersebut bukan langkah yang tepat. Sementara, big data Telkomsel jauh lebih besar dari Gojek.
“Tolong jelaskan .. This does't sound like a smart move. Big Data Telkomsel >> jauh lebih besar dari Gojek Kok Telkomsel mau beli Gojek senilai Rp2,1 Trilliun?,” cuitnya melalui media sosial Twitter, Rabu (18/11/2020).
Sekadar catatan, Gojek terakhir memperoleh pendanaan pada Juni 2020 lalu dari Google, Tencent, Facebook dan Paypal.
Pada Maret 2020, Gojek sempat mendapat pendanaan seri F senilai US$1,2 miliar, saat itu pendanaan dipimpin oleh Mitsubishi Corporation, Mitsubishi Motors, Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Visa. Pendanaan tersebut dimanfaatkan untuk mendorong digitalisasi UMKM di Tanah Air.
Adapun Telkomsel pada kuartal III/2020 tercatat mengantongi pendapatan senilai Rp21,12 triliun dengan jumlah pelanggan sekitar 170 juta.
Sebelumnya,dikabarkan dari investasi Gojek akan mendapatkan keuntungan dari banyaknya pelanggan Telkomsel dan Telkomsel dapat memanfaatkan ekosistem gojek jika kesepakatan terwujud.[]