Industri Perbankan Nasional Punya Peluang Besar Bertransformasi Jadi Neobank

Ilustrasi | TEKNOBOS.COM
AKURAT.CO Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Agus Sugiarto menilai peluang perbankan untuk bertransformasi menjadi neobank atau bank digital memiliki peluang yang cukup besar.
Ia menuturkan, bank digital yang beroperasi tanpa cabang, semakin meningkat seiring datangnya pandemi COVID-19, dimana transaski digital meningkat cukup tajam.
"Penggunaan internet yang besar dan penjualan mobile device yang tinggi di Indonesia, ini juga menjadi potensi besar tersendiri untuk neobank," katanya dalam diskusi daring, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
baca juga:
Agus menerangkan, saat ini tantangan terbesar Indonesia adalah inklusi keuangan yang belum merata yakni sebesar 76,19 persen. Dengan neobank, diharapkan ini dapat menjangkau inklusi keuangan lewat pelayanan digital yang lebih mudah.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) juga merasakan peningkatan transaksi digitaal selama pandemi, dengan sebanyak 96 persen transaksi miliknya telah menggunakan layanan digital atau e-channel.
"Dalam masa-masa pandemi seperti ini transaksi di mobile banking itu justru naik. Kalau bisa kita lihat statistik di Bank Mandiri sekarang hanya 4 persen transaksi yang dilakukan di cabang, sementara 96 persen sendirinya itu sudah dilakukan di e-channel,” kata Senior Vice President Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie.
Ia menjabarkan, layanan paling meningkat adalah mobile banking dengan volume transaksi hingga 60 persen.
Ia juga menambahkan, penggunaan ATM juga semakin berkurang. Dari yang dulunya untuk segala jenis transaksi, kini hanya digunakan untuk menarik uang tunai, dan perlahan mulai beralih penuh ke layanan digital.
"Kita lihat di ATM-nya Bank Mandiri 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai artinya hampir semua transaksi non cash perlahan beralih ke mobile," katanya. []