Mendag: Surplusnya Neraca Dagang September 2020 Beri Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kiri) dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) saat meninjau penjualan bahan pokok di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). Kunjungan tersebut untuk memantau harga dan pasokan ketersediaan pasokan pasar guna mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok di musim penghujan. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengungkapkan surplusnya neraca perdagangan Indonesia selama periode Januari-September 2020 memberikan sinyal positif terhadap kinerja perdagangan dan pemulihan ekonomi nasional.
Seperti yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa secara kumulatif neraca perdagangan periode Januari-September 2020 tercatat mengalami surplus sebesar US$13,5 miliar.
Agus menyebutkan, capaian kinerja perdagangan Indonesia saat ini mencerminkan laju perekonomian dalam negeri semakin membaik ditengah tekanan pandemi Covid-19. Sehingga diharapkan ini bisa mendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor.
"Pengaruhnya sangat besar karena surplus ini membawa sinyal positif. Tren ekspor kita pertahankan walaupun di tengah pandemi," ujar Mendag Agus, Senin (9/11/2020).
baca juga:
Agus menuturkan bahwa kinerja perdagangan kumulatif Januari--September 2020 ini melampaui surplus neraca perdagangan tahun 2017 yang sebesar US$11,84 miliar serta merupakan capaian surplus tertinggi sejak 2012.
Sejumlah komoditas, terutama ekspor nonmigas yang mengalami kenaikan pada September 2020 yakni besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, kendaraan dan suku cadang, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang plastik.
Kelima produk tersebut memiliki kontribusi pangsa ekspor sebesar 34,02 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada September 2020.
Ada pun peningkatan ekspor baja ini disebabkan meningkatnya permintaan produk dari China dan Malaysia, seiring dengan pulihnya kegiatan industri di dalam negeri tersebut.
"Sementara peningkatan nilai ekspor juga dipengaruhi oleh naiknya harga CPO di pasar internasional, dan naiknya permintaan CPO dari China dan India," kata Agus.
Ia mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi yang dilihat salah satunya berdasarkan neraca perdagangan, memberikan motivasi bagi pelaku UMKM di dalam negeri untuk meningkatkan ekspor mereka.[]