Entertainment

Dituntun Burung Gagak hingga Dengar Suara Gamelan, 5 Pengalaman Mistis Hesti Purwadinata Saat Naik Gunung Lawu

Dituntun Burung Gagak hingga Dengar Suara Gamelan, 5 Pengalaman Mistis Hesti Purwadinata Saat Naik  Gunung Lawu
Potret Hesti Purwadinata saat mendaki Gunung Lawu (YouTube/Hesti Purwadinata)

AKURAT.CO, Hesti Purwadinata baru saja melakukan pendakian ke Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Sayangnya, dalam pengalaman pertamanya mendaki gunung itu, Hesti bersama rombongan, termasuk sang suami, Edo Borne, mendapatkan pengalaman kurang mengenakan.

Bahkan, Hesti dan rombongan gagal mencapai puncak dan hanya bisa mendirikan tenda di pos 4. Tidak hanya karena faktor cuaca yang saat itu hujan lebat, faktor mistis juga menurut Hesti cukup terasa yang menyebabkan ia dan rombongan gagal sampai puncak.

baca juga:

Berikut beberapa pengalaman mistis Hesti Purwadinata saat mendaki Gunung Lawu, sebagaimana diceritakan Hesti di Kanal YouTube-nya.

1. Hasti dan rombongan langgar 'larangan' soal pos 4

Menurut Hesti, sebelum ia mendaki ke atas, seorang penjaga di pos pertama memberikan peringatan untuk dilarang mendirikan tenda apalagi menginap di pos 4. Meski tidak disebutkan alasannya, namun Hesti mengaku hal tersebut menjadi beban pikiran selama perjalanan mendaki.

"Pokoknya ini kalian ini, mudah-mudahan nggak sampai malem ya (di perjalanan). Jangan stay di pos 4, kalian harus melewati pos 4," ujar Hesti menirukan ucapan penjaga di pos pertama.

"Nggak boleh ngecamp di pos 4. Pokoknya kalian harus lewatin itu," lanjut Hesti.

Namun ternyata, hujan turun lebat yang membuat Hesti dan rombongan tidak bisa melanjutkan perjalanan saat mereka sampai di pos 4. Terpaksa, Hesti dan rombongan pun melanggar larangan untuk mendirikan tenda di pos 4, dan bermalam di tempat itu.

2. Tas carrier mendadak terasa berat hingga salah satu tim alami kram

Tidak hanya karena hujan, keputusan Hesti dan kelompoknya menginap di pos 4 juga karena ada faktor lain. Pertama, salah satu rekan Hesti yang sudah berpengalaman tiba-tiba merasa tidak kuat membawa tas carrier.

Padahal, biasanya ia membawa beban lebih berat dari hari itu, dan mampu mendaki hingga ke puncak. Sementara teman lainnya, mendadak alami kram, yang membuatnya tidak bisa melanjutkan pendakian.

Mau tidak mau, Hesti dan kelompoknya pun terpaksa mendirikan tenda di pos 4, yang sebelumnya memang dilarang oleh penjaga.

"Dede (nama teman Hesti) udah mulai kecapekan, dia bilang kenapa ya ini carrier gua berat banget," ujar Hesti.

3. Dituntun burung gagak

Sebelum sampai di pos 4, Hesti mengaku sempat dituntut burung gagak. Saat itu waktu sudah hampir maghrib dan dalam kondisi hujan lebat, yang membuat jalanan tidak terlihat.

Tiba-tiba, datang seekor burung gagak yang seakan-akan memberi petunjuk jalan Hesti dan rombongan.

"Jadi kayak ada (persimpangan) dua jalan gitu kan ke pos 4, terus jalannya curam banget. Terus burung jarak jalan, nungguin kita di depan," cerita Hesti.

"Habis itu kita sempat berhenti kan, ditungguin. Pas ada persimpangan, dia di persimpangan yang jalannya bener," lanjut Hesti.

4. Hesti mendengar suara gamelan di pos 4

Setelah memutuskan menginap di pos 4, Hesti dan rombongan pun akhirnya mendirikan tenda. Pasalnya, hari saat itu sudah mulai gelap.

Namun, kejadian mistis mulai terasa saat malam tiba. Di ketinggian 2800 meter di atas laut, Hesti tiba-tiba mendengar suara gamelan.

"Tiba-tiba gua denger suara gamelan. Gua pikir cuma gua yang denger, wah kok tiba-tiba ada suara gamelan, suaranya jelas banget," cerita Hesti.

5. Hesti dan beberapa orang di rombongan alami mimpi yang hampir sama

Setelah Hesti dan rombongan tidur, mereka alami kejadian yang di luar nalar. Yakni, Hesti dan beberapa temannya mengalami mimpi yang hampir sama, yakni didatangi bapak-bapak penjaga yang sempat melarang mereka mendirikan tenda di pos 4.

Tidak hanya itu, suami Hesti, Edo juga alami hal mistis. Di saat ia setengah tidur, ada sesosok bapak-bapak yang coba mendekatinya. Namun, setelah bapak itu pergi, giliran wanita muda yang mencoba mendekatinya.

Terakhir, Edo mengaku ada sekelompok anak kecil yang akan merangsek ke tendanya. Edo pun mengaku jika ia alami kejadian itu dalam kondisi setengah tidur. []