News

Dihujat Netizen Buntut Cekcok Sama Pegawai SPBU, Ibu-Anak Ini Berurai Air Mata Curhat Ke Kang Dedi 

Dihujat Netizen Buntut Cekcok Sama Pegawai SPBU, Ibu-Anak Ini Berurai Air Mata Curhat Ke Kang Dedi 
Imas dan anaknya menceritakan kronologi kejadian cekcok dengan pegawai SPBU kepada Dedi Mulyadi. (dok. Dedi Mulyadi)

AKURAT.CO Ibu dan anak yang viral karena berseteru dengan pegawai SPBU di Kota Bandung bertemu Dedi Mulyadi untuk meluruskan kejadian yang dialaminya. 

Keduanya terus-terusan di-bully netizen karena dianggap orang yang menyebabkan pegawai SPBU diberhentikan dari pekerjaannya. 

Ibu bernama Imas itu datang bersama anaknya, Fanny bertemu Kang Dedi di Lembur Pakuan, Subang. Sebelumnya Kang Dedi telah bertemu dengan Winda pegawai SPBU yang terlibat cekcok dengan keduanya.

baca juga:

Kepada Kang Dedi, Imas menjelaskan saat itu ia akan pergi mengantar anaknya bekerja di salah satu ritel di Kota Bandung. Di perjalanan ia mengisi bensin yang saat itu dilayani oleh Winda.

Usai pengisian bensin dari selang berceceran. Imas khawatir ceceran tersebut akan menyebabkan kebakaran atau ledakan karena motor yang ia gunakan dalam kondisi sangat panas.

"Saya bilang jangan cucret (menetes), saya pelan ngomongnya. Dibalas sama dia (Winda), ke deui mah ulah meuli bensin di dieu (nanti lagi jangan beli bensin di sini), sambil bilang ke saya orang miskin,” ujar Imas.

Tak lama Fanny yang melihat dari kejauhan ibunya terlibat cekcok dengan Winda langsung menghampiri. Bukan kata maaf yang terlontar, justru Fanny dan ibunya mendapat ucapan tak pantas dari Winda.

“Itu kan harga diri orang tua disentak-sentak di depan banyak orang, terus dikatain jablay. Saya reflek lepas tas terus ngelempar,” timpal Fanny.

Soal ucapan Winda sebelumnya yang menyebut ibunya akan membawa preman, Fanny menjelaskan yang sebenarnya terjadi adalah saat itu motor yang digunakannya dipotret sama Winda.

“Terus dibilang silakan saja difoto itu mah motor gadaian punya preman, bukan mau bawa preman. Dan memang kita nggak punya motor, itu motor gadaian,” ucapnya.

Karena tak ada kata maaf dari Winda, siangnya Imas dan suami datang ke SPBU kembali untuk meluruskan apa yang terjadi. 

Dari penjelasan manajer SPBU ternyata Winda sudah dua kali mendapat SP karena kejadian yang tak jauh berbeda dari yang dialami oleh Imas dan anaknya.

“Kan narasi yang viral sekarang itu seolah-olah dia dipecat, padahal dia sudah dua kali di-SP penyebabnya sama, katanya songong, itu kata manajernya,” kata Fanny.

Sehari berselang, Imas dan Fanny tak menyangka kejadian yang menimpanya viral karena Winda mengunggah potongan video CCTV. Menurutnya, potongan video tersebut selain tidak utuh juga ditimpa musik agar omongan sebenarnya tidak terdengar.

Sejak saat itu Fanny menjadi sasaran bully netizen. Netizen menilai Winda tak lagi bekerja karena ulah Fanny dan ibunya. Padahal Fanny menegaskan tidak akan ada kejadian tersebut jika tak ada pancingan sebelumnya.

“Kejadiannya tanggal 19, viral tanggal 20 dengan video yang dipotong. Saya sampai dihujat, saya juga sama kerja, sama saya juga SPG selalu melayani konsumen. Tapi kan ini persoalan orang tua dibentak, direndahkan, dikatain gak pantas. Kalau saat itu juga minta maaf mungkin tidak akan sampai panjang seperti ini,” sesal Fanny berurai air mata.

Menanggapi hal tersebut Kang Dedi akan mempertemukan Imas, Fanny dan Winda untuk memusyawarahkan kejadian dan saling meminta maaf. Ia berharap kejadian tersebut tak berkepanjangan apalagi sampai terjadi bully di media sosial.

“Nanti kita pertemukan, kita musyawarahkan agar peristiwa ini tidak berkepanjangan. Kita ini kalau nyari bener gak akan pernah ketemu karena semua orang merasa benar, tapi kalau nyari salah maka akan ketemu salah. Mudah-mudahan masalah ini bisa segera selesai, semua bekerja lagi secara baik dan tidak terganggu lagi. Saling memaafkan adalah jalan terbaik,” pungkas anggota DPR RI dari Fraksi Golkar itu.[]