
AKURAT.CO Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan digitalisasi menjadi media percepatan perluasan pembiayaan bagi UMKM.
"Tentunya digitalisasi penggunaan pembayaran digital dan sebagainya akan memudahkan perbankan untuk melihat track record cashflow pelaku UMKM," ucap Menkop Teten dalam seminar daring di Jakarta, Jumat (13/8/2021).
Dengan demikian, lanjutnya, mungkin nanti ke depannya kemungkinan sudah dimulai di mana aset bukan lagi hal penting dalam pinjaman, karena kemampuan membayar cicilan dan bunga jauh lebih penting daripada aset.
baca juga:
"Kalau semua UMKM nanti sudah digitalisasi seperti sekarang sudah terhubung ke platform digital, itu jejak rekam cashflow-nya bisa dilihat. Saya kira hal tersebut akan membuka akses pembiayaan bagi UMKM lebih baik," ucapnya.
Saat ini UMKM yang dikenal tangguh dan tahan banting berupaya untuk terus beradaptasi dan bertransformasi di era pandemi, meskipun kondisi pandemi memiliki dampak yang signifikan bagi pelaku UMKM.
Peran UMKM, tambahnya, sangat strategis dalam pertumbuhan ekonomi negeri ini namun persentase pembiayaan untuk UMKM kalau dilihat dari total pembiayaan perbankan masih kecil, baru mencapai 20 persen.
"Presiden RI telah meminta pembiayaan UMKM dinaikkan rasio kredit perbankan dari 20 persen menjadi 30 persen pada tahun 2024. Kemudian platform KUR tanpa agunan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Dan meningkatkan pembiayaan UMKM menjadi Rp20 miliar, ini KUR Khusus saya kira ini bisa dianggap untuk merangsang pertumbuhan UMKM naik kelas," ucap Menkop.
Selama ini, lanjutnya, struktur ekonomi kita tidak berubah dari waktu ke waktu di mana yang dominan adalah usaha mikro, padahal di Indonesia banyak pembiayaan bagi usaha mikro namun hanya untuk modal kerja sehingga sedikit sekali usaha mikro yang bisa naik kelas.
Selain itu, paparnya, UKM masih kurang dalam pemanfaatan teknologi dan inovasi. Saat ini kira-kira per Juni 2021 baru 14,6 juta UMKM yang onboarding di ekosistem digital.