News

Dedi Mulyadi Protes Hutan Bambu di Kutamanah Diganti Kebun Pisang

Dedi Mulyadi Protes Hutan Bambu di Kutamanah Diganti Kebun Pisang
Dedi Mulyadi berdiri di atas aspal yang ambles akibat kerusakan lingkungan. (Facebook Dedi Mulyadi)

AKURAT.CO, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi memprotes alih fungsi hutan bambu menjadi kebun pisang di wilayah Waduk Ir H Juanda, Jatiluhur dan sekitarnya, Jawa Barat. Perubahan itu membuatnya geram.

Menurut dia, dibabatnya hutan bambu menjadi kebun pisang mengakibatkan longsor di berbagai titik. Jalanan yang jadi akses ekonomi masyarakat ambles dan rusak parah. Politikus Partai Golkar itu pun membagikan pengalamannya saat meninjau lokasi kerusakan tersebut di Facebook-nya @kang dedi mulyadi, Sabtu kemarin (14/8/2021). 

"Ini contoh kecil wilayah yang tadinya hutan bambu kemudian ditebangin, kemudian diganti dengan tanaman lain. Dampaknya longsor. Dampaknya terjadi perubahan. Ini akibat perubahan. Kebayang kalau areal ini diubah jadi kebon pisang. Saya nggak ngebayangin bencana akan terjadi," kata mantan Bupati Purwakarta itu sambil menunjuk tebing-tebing yang gundul setelah pembabatan. 

baca juga:

Dia mengungkapkan, masyarakat di sekitar Kutamanah, Purwakarta itu merupakan masyarakat yang hidup dari usaha bambu. Bambu menjadi komoditi andalan masyarakat secara turun temurun. Karena itu, kata dia, menjadi aneh bila muncul program perhutanan sosial dengan cara membabat aset masyarakat dan menggantinya dengan tanaman pisang. 

"Bayangin bambu bisa dijual Rp 7.500 loh di sini. Di sininya dari petaninya bisa harga Rp 5 ribu. Sehingga seribu saja per bulan bisa dapat Rp 5 juta. Saya menjadi aneh ketika ada pikiran, program perhutanan sosial mengubah kawasan hutan bambu hampir 1. 300 hektare diubah menjadi kawasan kebun pisang yang memiliki tingkat resiko lingkungan yang sangat tinggi," katanya. 

Dia mengatakan, dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat alih fungsi hutan bambu menjadi kebun pisang tersebut sangat besar. Bukan hanya bagi masyarakat terdekat dengan hutan bambu tapi juga masyarakat di wilayah lain yang selama ini bergantung pada hutan bambu. 

"Dampaknya tanahnya bisa longsor, udaranya jadi panas dan tidak adalagi pemecah angin ketika angin berhembus kencang. Dan harus diingat, wilayah ini merupakan penyangga dari Danau Jatiluhur serta wilayah industri yang berada di kawasan Purwakarta dan Karawang," ujarnya. 

Menurut Dedi, masyarakat di sekitar Kutamanah Purwakarta selama ini sudah hidup tenang dengan sumber daya yang ada. Bagi dia, tidak boleh ada intervensi apa pun atas nama investasi apalagi mengubah aset masyarakat dari hutan bambu menjadi kebun pisang.[]