Olahraga

Inilah Sosok Bilqis Abdul-Qaadir, Atlet Basket Muslimah Pengguna Hijab Pertama Kali

Inilah Sosok Bilqis Abdul-Qaadir, Atlet Basket Muslimah Pengguna Hijab Pertama Kali
Ilustrasi bilqis abdul-qaadir ((Instagram/ @bilqisabdulqaadir))

AKURAT.CO Bilqis Abdul-Qaadir lahir di Born 11 November 1990 Amerika. Bilqis dibesarkan di Springfield, Massachusetts, yang merupakan tempat kelahiran bola basket. Bilqis memiliki keinginan untuk menjadi atlet seperti saudara kandungnya yang lain, Bilqis adalah anak bungsu dari delapan bersaudara. Bilqis mulai memakai hijab ketika masuk ke sekolah menengah.

Awal berhijab, Bilqis Abdul-Qaadir mendapat rasisme

Jika tidak dari namanya, jarang yang tahu kalau Bilqis adalah seorang Muslim sampai pada akhirnya ia memakai hijab. “Kau terlihat seperti keponakan Osama bin Laden!” ini adalah ketika Bilqis pertama kali mendengar rasisme tentang hijabnya. Momen itu terjadi pada saat dia mengikuti pertandingan bola basket melawan tim Katolik di Massachusetts.

Perjalanan Bilqis Abdul-Qaadir sebagai pebasket

Selama SMA, sejarah telah dibuat oleh Bilqis dengan mencetak poin terbanyak di Massachusetts. Poin yang dikumpulkan Bilqis melampaui poin bintang Women's National Basketball Association, Rebecca Lobo yang diukirnya 17 tahun lalu.

baca juga:

Bilqis mendapatkan kesempatan baik ketika menjadi anggota Divisi 1 tim basket University of Memphis. Divisi 1 merupakan tingkat tertinggi dalam dunia olahraga perguruan tinggi di AS.

Namun mimpi Bilqis menjadi pemain basket profesional sempat kandas oleh FIBA. Karena menurut aturan FIBA, hijab dilarang dalam pertandingan basket FIBA. FIBA menganggap ketentuan ini merupakan sikap netral secara agama.

“Internasional berarti untuk semua orang. Tapi tidak untuk FIBA karena melarang saya memakai hijab” ujarnya. Merasa menjadi korban ketidakadilan FIBA, Bilqis terus memperjuangkan aturan agar hijab dibolehkan dalam pertandingan Internasional. Bilqis akan tetap memakai hijab dalam setiap aksinya di lapangan basket.

“Saya telah sejauh ini dengan basket dan juga dengan agama saya. Saya tidak akan berubah sampai kapan pun.” Ujar Bilqis.

Waktu 4 tahun adalah waktu bagi Bilqis hingga Federasi Bola Basket Internasional menyetujui aturan baru yang memungkinkan pemain untuk memakai penutup kelapa pada tahun 2017. Aturan itu tidak hanya khusus umat Muslim tetapi juga untuk pria Yahudi yang memakai yarmulkes dan pria Sikh yang memakai sorban.

Kasus Bilqis ini mampu menarik dukungan dari kelompok advokasi muslim terbesar Amerika Council on American-Islamic Relations (CAIR), yang menyuarakan hijab bisa dipakai dalam pertandingan basket

“ Tak seorang atlet pun yang dipaksa untuk memilih antara agama dan olahraga. Perempuan Muslim yang berusaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga seharusnya tidak menghadapi hambatan dan kesewenang-wenangan.”

Inilah kisah Bilqis Abdul-Qaadir, seorang pebasket perempuan muslim yang memperjuangkan hak beragama nya di dunia olahraga basket.