News

Balas Dendam Putin atas Ledakan Jembatan Krimea, 11 Tewas dan 64 Terluka di Ukraina

Balas Dendam Putin atas Ledakan Jembatan Krimea, 11 Tewas dan 64 Terluka di Ukraina
Layanan Darurat Negara Ukraina membantu seorang wanita yang terluka di lokasi penembakan di Kyiv (Layanan Darurat Negara Ukraina/AFP)

AKURAT.CO  Lusinan ledakan dari misil Rusia telah mengguncang kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv. Dalam perkembangan terbaru, 11 orang telah dikonfirmasi tewas, dan 64 lainnya terluka, Reuters melaporkan.

Laporan terbaru itu disampaikan pada Senin (10/10) oleh Layanan Darurat Negara Ukraina. Dikatakan di aplikasi pesan Telegram bahwa empat wilayah terputus dari akses listrik usai serangan. Mereka adalah Lviv, Poltava, Sumy, dan Ternopil. Pasokan listrik sebagian juga terganggu di wilayah-wilayah lain di negara itu.

Senin menjadi saksi bagi eskalasi peperangan Ukraina, yang kini telah memasuki bulan kedelapan. Rusia telah meluncurkan puluhan rudalnya, dalam apa yang menjadi 'balas dendam Kremlin' atas ledakan yang menimpa Jembatan Krimea pada Sabtu. 

baca juga:

"Pagi ini, 75 rudal diluncurkan. 41 dari mereka dinetralisir oleh pertahanan udara kami," tulis Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina di Twitter pada Senin.

Serangan itu juga telah dikonfirmasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebut bahwa negaranya telah meluncurkan rudal jarak jauh terhadap energi Ukraina, militer, dan infrastruktur komunikasi. 

"Pagi ini, atas saran kementerian pertahanan dan menurut rencana dari staf umum, serangan besar-besaran dilakukan dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi… terhadap energi, komando militer, dan fasilitas komunikasi di Ukraina," kata Putin dalam pertemuan dengan dewan keamanannya.

Putin telah mengulangi, tanpa memberikan bukti, bahwa Ukraina dan pendukung NATO-nya berada di balik pecahnya pipa gas Nord Stream yang masih belum dapat dijelaskan. Pipa gas ini mengalir dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.

Putin kemudian menuduh Ukraina berusaha melakukan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir di Rusia dan terhadap pipa gas TurkStream yang mengalir dari Rusia ke Turki.

"Jika upaya seperti itu berlanjut, akan ada tanggapan yang keras dan sesuai dengan tingkat ancaman yang dibuat terhadap federasi Rusia,” tambahnya, sebagaimana dikutip Al Jazeera.