Rahmah

Bagi Orang Yang Bersedekah, Jauhi Perbuatan Ini!

Bagi Orang Yang Bersedekah, Jauhi Perbuatan Ini!
orang mukmin kehilangan pahala sedekahnya akibat perbuatan sendiri. (istockphoto.com)

AKURAT.CO Dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman:

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan (kepada) Allah pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) kepada mereka dan baginya (diberikan) ganjaran yang sangat mulia (surga).” (QS. Al-Hadid: 18)

baca juga:

Allah SWT memuji serta memuliakan kaum mukminin yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah dengan menjanjikan balasan yang berkali lipat lebih baik dari harta yang diinfakkannya. Begitulah salah satu keutamaan sedekah yang banyak diyakini dan menjadi pendorong kaum mukminin untuk dapat gencar bersedekah.  

Apalagi ketika berada pada bulan Ramadan yang dimana setiap amalan baik yang kita lakukan semasa itu akan berliat-lipat dibalas oleh Allah SWT. Maka tak terbayangkan betapa banyak pahala yang didapat saat kita menunaikan amalan sedekah di bulan Ramadan. Seperti yang biasa dilakukan banyak orang yakni membagikan takjil, memberi makan sahur orang di jalanan, memberi makanan pada orang yang sedang tadarus, dan lain sebagainya.

Namun yang perlu diwaspadai yaitu jangan sampai pahala dari bersedekah menjadi sia-sia. Dengan hanya melakukan satu perbuatan kecil sehingga kita hanya memberi sebagian rejeki pada orang lain tanpa memperoleh pahala untuk bekal di akhirat atau lebih mudahnya pahala sedekah kita hangus.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 264 tentang hal tersebut, begini bunyinya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: " Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir." (QS. Al-Baqarah: 264)

Ayat ini mengabarkan bahwa sedekah yang kita lakukan bisa hangus menghilang disebabkan menyebut-nyebut dan menyakiti hati orang yang diberi, walaupun sebelumnya kita telah ikhlas mengeluarkannya. Nasib sedekah semacam ini seperti nasib sedekah yang dikeluarkan karena riya' (mencari pujian) manusia dan tidak mengharapkan ridha Allah dan pahala akhirat. Tidak diragukan, bahwa amal semacam ini tertolak. Sebabnya, karena syarat ikhlas yang dikerjakan karena Allah SWT semata tidak terpenuhi. Pada hakikatnya, amal tersebut dikerjakan karena manusia. Sehingga amal-amalnya batal dan usahanya tidak diberi balasan.

Imam al-Qurthubi mengatakan, "Jumhur ulama berkata tentang ayat ini: sesungguhnya sedekah yang Allah tahu dari pelakunya bahwa dia menyebut-nyebut atau menyakiti orang yang diberi dengan sedekahnya itu, maka sedekah tersebut tidak akan diterima."

Larangan menyebut-nyebut pemberian bukan saja kepada orang yang diberi, tapi juga kepada orang lain. Dan seringnya menyebut-nyebut dan menceritakan pemberiannya akan menyakiti hati dan menyinggung perasaan orang yang diberi. Seperti ucapan: bukankah aku telah membantumu? Bukankah aku telah bersedekah kepadamu?Aku telah banyak berbuat baik kepadamu, aku telah memberimu ini dan itu, aku telah membantunya saat ia susah, dan semisalnya dalam rangka mengangkat dirinya atau merendahkan orang yang diberi.

Ibnu Sirin pernah mendengar seseorang berkata kepada orang lain, "aku telah berbuat ini dan itu untukmu." Maka beliau berkata kepadanya: Diamlah! Tidak ada kebaikan pada amal baik apabila dihitung-hitung (disebut-sebut)."

Selain terhapus pahala sedekahnya, orang yang suka menyebut-nyebut sedekahnya terancam dengan kehinaan dan siksa yang berat di akhirat. Rasulullah SAW bersabda: "Tiga orang yang tidak akan diajak bicara, tidak dilihat, dan tidak disucikan oleh Allah; sedangkan bagi mereka siksa yang pedih: yakni musbil (memanjangkan kain sampai di bawah mata kaki karena sombong), al-mannan (orang yang mengungkit-ungkit/menyebut-nyebut pemberian) dan yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Muslim dari hadits Abu Dzarr Radhiyallahu 'Anhu)

Begitulah penjelasan tentang perbuatan yang harus dijauhi orang ketika bersedekah. Selayaknya orang yang berharap perjumpaan dengan Rabb-nya agar meninggalkan sifat tercela ini, yakni mengungkit-ungkit sedekah. Karena perbuatan tersebut bisa menghapuskan amal sedekah, dan bisa menjadi penyebab seseorang tidak diajak bicara oleh Allah SWT.[]