
AKURAT.CO, Setidaknya dua hari belakangan, mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia berbondong-bondong menggelar demonstrasi untuk menyuarakan berbagai tuntutan, khususnya menolak RUU KUHP serta revisi UU KPK. Sempat menjadi trending topic dunia, demo para mahasiswa Indonesia ini pun sampai menyedot perhatian media-media internasional.
Salah satu media asing yang kerap mengabarkan berita Indonesia, BBC, juga tidak mau ketinggalan mengulas demonstrasi besar-besaran yang dilakukan para mahasiswa Indonesia dua hari kemarin. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika media ternama Inggris ini dianggap keliru oleh warga Indonesia lantaran memberi tahu kepada dunia bahwa protes ribuan mahasiswa Indonesia hanya berlandaskan pada penolakan pasal perzinaan atau seks di luar nikah yang tercantum di RUU KHUP.
Dalam artikel yang diterbitkan pada Selasa (24/9), BBC memberi judul berita demo Indonesia dengan tajuk "Indonesia Protests Over Sex Before Marriage Bill" (Indonesia Memprotes Draft Pasal Seks Sebelum Nikah). Media Inggris ini kemudian membuka beritanya dengan menuliskan bahwa pihak kepolisian telah menyemprotkan gas air mata dan meriam air untuk memukul mundur para pendemo yang menolak pengesahan hukum seks sebelum menikah.
baca juga:
"Polisi telah menembakkan gas air mata dan meriam air kepada para pendemo yang berdemonstrasi di luar parlemen Indonesia terkait dengan usulan hukum pidana baru yang melarang hubungan seks pranikah," tulis jurnalis BBC.
Dalam artikelnya, BBC sebenarnya juga memberitakan pasal-pasal kontroversial lain dalam RUU KHUP seperti pasal larangan tinggal bersama sebelum menikah, hukum penghinaan presiden serta anggota lembaga lainnya, hingga kriminilisasi tindakan aborsi. Tidak hanya itu, media Inggris ini juga tidak lupa memberitakan tuntutan demo yang terkait dengan revisi UU KPK.
"Ada juga kemarahan (mahasiswa) atas disahkannya undang-undang baru yang telah melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi, sebuah lembaga penting dalam memberantas korupsi," tulis BBC.
Namun, agaknya judul serta kata pengantar yang ditulis oleh jurnalis BBC terlanjur membuat warga Indonesia geram lantaran dianggap telah menggiring publik dengan pemberitaan bahwa aksi demo dilandasi hanya karena penolakan mahasiswa terhadap pasal seks pranikah.
Lewat media sosial, warganet pun beramai-ramai memprotes berita yang disampaikan media Inggris tersebut. Tidak sedikit pengguna media sosial yang kemudian sampai menyodorkan berbagai referensi terkait dengan isi tuntutan para mahasiswa. Bahkan, ada juga warganet yang menyuruh BBC untuk memecat penulis berita tersebut.
"Harap periksa kembali sumber Anda dan edit artikel ini. Bersikaplah profesional dengan membuat berita tepercaya. Jangan membuat clickbait murahan!", tulis akun @oranyesummer.
please double check your source and edit this article. be profesional by making a trusted news. do not make a cheap clickbait !
— ???? (@oranyesummer) September 24, 2019
"Kepada (dunia) international, terutama media Barat, Anda pikir jutaan dari kita turun ke jalan (hanya) karena kita ingin berhubungan seks? Kami bukan murid gila yang terangsang! Kami sedang memprotes sesuatu yang lebih penting dari itu! Kami memprotes untuk penegakkan demokrasi !!!!!", ucap akun @DeaSB melalui Twitter.
Dear International especially western media, you think millions of us poured the street because we want to have sex? We're not some crazy horny students! We are proteating more than that! We are protesting to uphold democracy!!!!!
— DEA (@DeaSB) September 24, 2019
"Ribuan dan mahasiswa di seluruh Indonesia turun ke jalan untuk memprotes pemerintah. (Mahasiswa-mahasiswa) ini adalah orang-orang berpendidikan. Jika Anda berpikir masalah yang mereka perjuangkan hanyalah hal sepele seperti seks sebelum menikah, Anda mungkin ingin memecat penulis Anda!!" tulis akun @erin_fajrin.
@BBCWorld thousands & mills college students accross Indonesia came down on the streets to protest the govt. These are people with education. If you think the issue that they are fighting for is as trivial as sex before marriage, you might want to fire your writer!!
— Verina Fajrin (@erin_fajrin) September 24, 2019