
AKURAT.CO Pengamat media sosial sekaligus kader PSI, Dedek Prayudi mengomentari janji calon presiden (capres) Anies Baswedan soal ketersediaan air bersih di Indonesia jika terpilih jadi presiden.
Hal ini sebenarnya disampaikan Anies sebagai capres pada Sabtu kemarin saat menghadiri acara Milad Partai Keadilan sosial atau PKS di Jakarta yang ke 21.
"Anies disana berpidato sebetulnya banyak, dari materi pidato Anis yang menarik untuk dibahas untuk gagasan kali ini saya mau angkat soal keadilan mendapatkan air bersih," kata Uki melansir dari Cokro TV, Rabu (24/05/23).
baca juga:
Anies dalam video pidatonya mengatakan masyarakat perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif, infrastruktur yang menunjang keseharian air.
"Misalnya hari ini kita punya air di sini, survei 2019 menunjukkan 38 persen penduduk Indonesia menggunakan air dalam kemasan sebagai sumber air minum, kalau itu pilihan tidak apa-apa," kata Anies.
"Tapi kalau itu keterpaksaan maka negara harus hadir menyediakan infrastruktur mikro kecil yang dirasakan oleh seluruh rumah tangga di Indonesia," tambahnya.
"Kalau kita lihat datanya sumur ada 21 persen, pompa air 16 persen, pipa hanya 10 persen. Ke depan kita perlu membangun institusi ekonomi inklusif yang memang belum tentu megah untuk difoto, belum tentu menarik seperti jalan berbayar atau airport yang megah tapi air yang mengalir di tiap rumah tangga infrastruktur mikro di tiap rumah tangga. Itu akan memberikan rasa kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia," jelas dia.
Mendengar pidato itu, Uki pesimis, melihat hasil kerja Anies saat menjadi Gubernur DKI soal ketersediaan air bagi warga ibu kota.
"Tapi begini, bicara soal ketimpangan air bersih. Saya mau kita semua untuk melihat apa yang sudah dilakukan Pak Anies ya selama memimpin DKI Jakarta," katanya.
"Merujuk pada temuan resmi Fraksi Partai solidaritas Indonesia atau PSI di DPRD DKI masih banyak warga asli DKI Jakarta yang nggak bisa mengakses air bersih," jelasnya.
"Mirisnya harga air di Jakarta menjadi yang termahal di Asean atau di Asia Tenggara. Lalu kenapa ini bisa terjadi," ujarnya.
Satu kata Uki, karena minimnya sumber air bersih. Kedua, adanya kebocoran pipa hingga di atas 40 persen. Ketiga, tidak meratanya pipanisasi air bersih di DKI Jakarta.
"Hingga 2022 kemarin saat Pak Hanis menjabat akses kepada layanan air bersih di DKI Jakarta itu baru mencapai 65 persen," jelasnya.
Ia tak bisa membayangkan provinsi seperti Jakarta dengan anggaran yang super melimpah, cuma 65 persen penduduknya yang bisa mengakses layanan air bersih.
"Hingga Anies lengser target penerima layanan yang bersih sebesar 79,61 persen seperti kata RPJMD itu gagal terpenuhi. Dan sedihnya lagi dalam 5 tahun kepemimpinan Anies di DKI, kenaikan cakupan layanan air bersih di DKI itu cuma 5 persen seperti jalan ditempat," tutupnya.[]