AKURAT.CO Setelah 16 tahun menjadi kanselir Jerman, Angela Merkel akhirnya menutup tirai panggung politiknya. Keinginannya untuk mundur dari politik aktif telah disampaikannya sejak 2018. Di saat itulah kompetisi untuk menemukan penggantinya dimulai.
Setelah Pemilu pada 26 September, Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat (SPD) menjadi kandidat terkuat untuk mewarisi tampuk kepemimpinan. Ia merupakan politisi veteran yang punya banyak kesamaan dengan Merkel. Lantas, seperti apa sosoknya dan sepak terjangnya selama ini?
Dihimpun AKURAT.CO dari berbagai sumber, ini 5 fakta menarik bakal kanselir Jerman, Olaf Scholz.
baca juga:
1. Dari Kristen menjadi sekuler
Berbeda dari Merkel yang dibesarkan di Jerman Timur, Scholz lahir dan tumbuh besar di Jerman Barat dalam keluarga nonpolitisi. Karier politiknya pun dimulai dengan menempuh pendidikan hukum di Universitas Hamburg. Ia bahkan bergabung dengan SPD sejak usia 17 tahun.
Keluarga Scholz adalah penganut Lutheran dan ia dibaptis di gereja Evangelikal di Jerman. Namun, pandangannya kemudian menjadi sekuler dan meninggalkan gereja ketika dewasa. Meski begitu, ia tetap menghargai warisan dan budaya Kristen.
2. Tak pernah pindah partai
Bisa dibilang pria 63 tahun ini 'SPD seumur hidup'. Pasalnya, sejak pertama kali bergabung dengan SPD di usia 17 tahun, ia sama sekali tak berpindah ke partai lainnya.
Scholz menjabat sebagai menteri tenaga kerja dan urusan sosial dalam pemerintahan koalisi pertama Merkel pada akhir 2000an. Pada 2011, ia terpilih sebagai wali kota Hamburg. Posisi yang dipegangnya dengan dukungan tingkat tinggi itu bertahan hingga 2018.
Sejak itu, ia menjabat sebagai wakil kanselir dan menteri keuangan dalam pemerintahan koalisi besar Merkel, posisi yang kuat dalam politik nasional Jerman.
3. Tangan kanan Merkel
Reputasi Scholz semakin meningkat ketika ia mengawasi program kompensasi virus corona Jerman yang jumlahnya besar untuk bisnis, karyawan, dan mereka yang kehilangan penghasilan karena harus dikarantina selama pandemi.
Ia telah menjadi tangan kanan Merkel dalam memimpin negara selama 4 tahun terakhir. Meski berada di belakang Merkel, ia tetap punya kekuatan luar biasa di pemerintahan Jerman, begitu juga di Uni Eropa, di mana ia mewakili Jerman untuk menangani kebijakan Euro.
4. Kurang terkenal di luar negeri dan pernah menuai kontroversi
Tak seperti Merkel, Scholz kurang dikenal di luar lingkaran politik, begitu juga di luar negeri. Meski begitu, ia bertekad membentuk Uni Eropa yang lebih kuat dan lebih berdaulat serta menjalin hubungan baik antara Jerman dan Amerika Serikat (AS) jika ia menjadi kanselir.
Selain itu, Scholz pernah dikecam karena kesalahan penanganan kerusuhan unjuk rasa yang berlangsung selama KTT G20 pada 2017. Saat itu, ia menjabat sebagai wali kota Hamburg dan pertemuan tersebut diadakan di kotanya.
Kerusuhan pecah di Hamburg selama KTT. Ratusan petugas polisi terluka dalam bentrokan melawan demonstran. Scholz telah meremehkan potensi risiko demonstrasi dan disalahkan atas kurangnya persiapan kota.
5. 'Kembaran' Merkel
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pascaperang Jerman, kanselir petahana tidak mencalonkan diri lagi. Scholz pun melihatnya sebagai peluang untuk memosisikan dirinya sebagai 'penerus alami' Merkel. Banyak karakter yang ditampilkan Merkel, seperti pragmatisme, pengalaman, dan ketergantungannya, juga terlihat pada Scholz. Jadi, ia memiliki cukup banyak kesamaan dengan Merkel yang bisa menarik minat pemilih yang mencari kesamaan dengan pemerintah terdahulu.
Di sisi lain, meski efektif, strategi meniru gaya kepemimpinan Merkel ini juga menuai banyak kritik. Ia dituding 'mengincar warisan', sampai-sampai isyarat tangan Merkel pun ditirunya. Sebagian pihak mengingatkan kalau meniru gaya Merkel tak akan menjamin tingkat kesuksesan politiknya sama dengan yang asli.
Di sisi lain, Scholz menjalankan kampanye yang rapi berdasarkan janji upah minimum yang lebih tinggi, pensiun yang stabil, perumahan yang lebih terjangkau, dan ekonomi netral karbon. Ia juga ingin memecahkan masalah ganda kekurangan perumahan dan harga sewa yang terlalu tinggi. Scholz juga bertekad mengubah Jerman menjadi pengekspor teknologi energi yang terbarukan.
Angela Merkel sebenarnya sudah berstatus sebagai pelaksana tugas kanselir Jerman sejak SPD memenangkan Pemilu pada 26 September. Menyusul kemenangan ini, Olaf Scholz telah dianggap secara luas sebagai bakal kanselir Jerman terkuat. Pada 24 November, diumumkan bahwa SPD, Partai Hijau, dan Partai Demokrat Bebas (FDP) telah mencapai kesepakatan koalisi dengan Scholz sebagai kanselir Jerman yang baru. Pemungutan suara untuk memilihnya dan pemerintahan barunya pun telah dijadwalkan pada Rabu (8/12).[]