
AKURAT.CO, Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat (AS) berencana mengadakan pemungutan suara untuk Rancangan Undangan-undang (RUU) yang bertujuan untuk memblokir penggunaan aplikasi media sosial asal China, yakni TikTok.
Apabila mayoritas suara komite setuju dengan pemblokiran aplikasi asal China tersebut, maka akan muncul RUU untuk memblokir penggunaan TikTok.
Sebelumnya, pada tahun 2020, Presiden Donald Trump berusaha memblokir pengguna baru mengunduh TikTok dan melarang tindakan lain yang akan secara efektif memblokir penggunaan aplikasi tersebut di Amerika Serikat. Namun, upaya tersebut kalah di pengadilan.
baca juga:
Pada Juni 2021, di bawah pemerintahan Joe Biden, upaya tersebut resmi dibatalkan. Kemudian pada Desember, Senator Republik Marco Rubio meluncurkan undang-undang bipartisan untuk melarang TikTok, yang juga akan memblokir semua transaksi dari perusahaan media sosial mana pun yang berada di bawah pengaruh China dan Rusia.
Namun, pengesahan larangan aplikasi video pendek itu akan menghadapi tantangan di Kongres, dan membutuhkan setidaknya 60 suara di Senat. Maka dari itu, Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat (AS) berencana mengadakan pemungutan suara.
Nggak cuma berupaya mengadakan pemungutan suara untuk menendang TikTok, Senator wilayah Colorado, Amerika Serikat (AS), Michael Bennet meminta raksasa teknologi Apple dan Google untuk menyingkirkan TikTok dari toko aplikasi mereka. Permintaan itu disampaikan Bennet dalam sebuah surat pada Kamis (2/2/23) yang ditujukan langsung pada bos kedua perusahaan, Tim Cook dan Sundar Pichai.
Bennet yang merupakan anggota Komite Intelijen Senat adalah anggota parlemen pertama yang menghubungi langsung penyedia toko aplikasi seperti Apple dan Google untuk meminta penghapusan TikTok.
TikTok sendiri selama tiga tahun telah berupaya bernegosiasi dengan pemerintah federal terutama Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk tetap mengoperasikan aplikasinya di AS. Dilansir dari The Verge, TikTok menghadapi peningkatan pengawasan sejak pemerintahan Trump.
Pasalnya, banyak anggota parlemen yang khawatir aplikasi tersebut dapat membagikan data pengguna AS ke pemerintah China. Baru-baru ini, CEO TikTok Shou Zi Chew bahkan dipanggil untuk memberikan kesaksian di depan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS.
Ia bakal dicecar pertanyaan termasuk soal hubungan aplikasi dengan Partai Komunis China. Pemanggilan Chew oleh DPR AS itu akan berlangsung pada 23 Maret. Ia juga akan membahas langkah-langkah privasi dan keamanan data aplikasi, serta dampaknya pada anak di bawah umur.