
AKURAT.CO Menyambut sang buah hati tentu perlu persiapan. Dengan kearifan nusantara yang kaya akan budaya, salah satu cara bagi ibu hamil adalah melangsungkan ritual atau tradisi kehamilan.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak dahulu dan diajarkan secara turun-menurun. Keaslian dari beberapa tradisi ini tetap terjaga berbarengan dengan perkembangan zaman. Tentu ada kemajuan atau perubahan di busana tradisional yang sudah dimodifikasi lebih modern, alat-alat yang digunakan, riasan untuk sang ibu, dekorasi, dan ornamen lainnya. Tetapi, untuk tata cara dan jalannya ritual masih tetap menjaga keaslian ajaran yang ada.
Tradisi kehamilan bukan dilakukan untuk perayaan semata. Ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas janin yang dikandung serta doa-doa yang dihaturkan juga menjadi harapan agar Tuhan senantiasa melindungi kesehatan sang ibu dan bayi di perutnya.
baca juga:
Selain sebagai bentuk terima kasih dan harapan kepada sang khalik, tradisi ini juga dilakukan untuk melestarikan ajaran leluhur, menjadi sarana kumpul keluarga, dan berbagi sukacita dalam menyambut sang bayi yang akan lahir.
Tradisi Kehamilan Di Indonesia
1. Mitoni/Tingkeban

Mitoni adalah tradisi kehamilan dari kebudayaan Jawa. Ritual ini dilakukan setelah usia kehamilan mencapai tujuh bulan. Pada saat upacara mitoni ini, dilakukan beberapa prosesi serba tujuh. Seperti tumpengan dalam jumlah tujuh, ibu hamil didampingi tujuh orang, dan dimandikan dengan tujuh guyuran.
Adapun beberapa proses yang ada di dalam mitoni. Pertama, pihak keluarga dan tamu yang hadir mendoakan keselamatan ibu dan bayi secara bersama-sama seperti pengajian pada biasanya. Ritual ini biasa disebut dengan Kenduri atau memiliki arti meminta berkah.
Rutual berikutnya ada sungkeman, yaitu ibu hamil harus berlutut di hadapan orang tua untuk meminta doa dan restu agar kehamilannya dilancarkan. Ibu hamil juga harus meminta maaf atas kesalahannya kepada orang tua. Ini dilakukan selain untuk meminta doa dan restu, juga sebagai bentuk bakti anak.
Selanjutnya, dilakukan siraman untuk menyucikan ibu hamil dan janin yang dikandung. Ibu hamil akan dimandikan dengan 7 siraman berisi mawar, melati, magnolia dan kenanga yang dicampur dalam air suci dari tujuh mata air. Siraman ini dilakukan oleh tujuh orang yang dianggap sesepuh.
Setelah melakukan siraman, akan ada ritual brojolan. Sang ayah akan meluncurkan dua cengkir atau kelapa muda dari balik kain yang dipakai sang ibu. Kelapa muda ini sebelumnya telah dilukis Dewi Kamaratih melambangkan bayi wanita jelita dan Dewa Kamajaya melambangkan bayi pria rupawan. Setelah itu, kelapa akan dibelah sebagai simbol mengeluarkan janin.