Rahmah

5 Muslim Ini Dikatakan Beruntung Saat Bulan Ramadan

5 Muslim Ini Dikatakan Beruntung Saat Bulan Ramadan
Muslim ini dikatakan beruntung saat bulan Ramadan. (istockphoto.com)

AKURAT.CO Ramadan merupakan bulan yang paling dinanti-nati setiap tahunnya oleh para muslim. Begitu istimewa bulan ini, ibaratkan event di dalam game yang menghadirkan banyak bonus-bonus bagi pemain yang menyelesaikan misi.

Dalam bulan Ramadan ini juga Allah menebarkan berjuta bonus pahala bagi muslim yang menyelesaikan amalan kebaikan dan ketaatan karena Allah SWT. Oleh karena itu keberuntungan untuk mendapat bonus tersebut hanya bisa dimiliki bagi mereka yang gigih berusaha menuntaskan amalan misi yang hanya ada di Ramadan.

Tiap tahunnya, umat muslim pasti berjumpa dengan Ramadan. Baik mereka yang rindu akan menyambut kedatangannya ataupun juga bagi mereka yang emang harus menyambut Ramadan karena tradisi lingkungan. Dalam menyambut kedatangan bulan penuh hikmah itu tidak semua muslim akan mendapat keberuntungan di bulan ramadan.

baca juga:

Lalu muslim mana yang dikatakan beruntung saat bulan Ramadan? Simak penjelasan berikut!

1. Muslim Yang Mengetahui Keutamaan Bulan Ramadan.

Muslim yang mengetahui keutamaan bulan ramadan akan mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam melaksanakan ibadah di bulan tersebut. Tidak hanya melaksanakan puasa, dengan menahan lapar dan haus, melainkan juga menahan hawa nafsu dan melakukan kebaikan sebaik mungkin karena Allah semata. 

Dengan mengetahui keutamaan bulan ramadan, muslim tersebut pasti tidak akan pernah melewatkan kesempatan emas yang datangnya tiap tahun itu, bahkan bisa juga tidak berjumpa karena kematian lebih datang dahulu. Tentu muslim tersebut akan bersemangat melakukan kebaikan dan ibadah lainnya seperti menunaikan salat malam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga apa yang ia lakukan akan mendapat pahala berlipat ganda.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa puasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan, akan diampuni dosanya yang telah terdahulu. Dan barang siapa yang berdiri (shalat) di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan akan diampuni dosanya yang telah terdahulu.” (Bukhari Muslim).

2. Muslim Yang Menunaikan Puasanya Dengan Kesungguhan.

Saat datang bulan ramadan, seluruh umat Islam tak terkecuali akan melaksanakan puasa. Sayangnya, tidak semua yang berpuasa adalah muslim yang bersungguh-sungguh dalam puasa. Terdapat juga muslim yang melaksanakan puasa karena ikut-ikutan (tradisi lingkungan). Ada yang melaksanakan puasa karena tuntutan agar tidak jadi bahan ledekan keluarga atau teman-teman. Dan masih banyak lagi alasan di balik seseorang puasa selain daripada karena Allah. 

Sejatinya, puasa adalah meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah. Banyak yang tidak memahami makna terpenting ini. Yang diketahui selama ini hanya menahan lapar dan haus. Namun, tidak banyak yang pada akhirnya tergelincir pada perbuatan yang dilarang Allah, seperti berkata kasar, menggunjing, ghibah, dusta, memandang lawan jenis dengan syahwat, dan lain sebagainya. Maka, hanya orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh lah yang beruntung mendapat keistimewaan Ramadan.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan berbuat keji, maka Allah tidaklah butuh ia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Bukhari: 6057).

Juga ditegaskan dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

Artinya: “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagiannya kecuali lapar dan dahaga semata, dan berapa banyak orang yang berdiri shalat tidak mendapatkan bagiannya kecuali bergadang saja.” (HR. Ahmad).

3. Muslim Yang Meningkat Ketakwaannya Akibat Menunaikan Puasa.

Muslim yang berpuasa akan mencapai pada derajat takwa. Hal ini karena puasa merupakan salah satu wasilah menuju ketakwaan dengan cara mengalahkan syahwat dan menundukkan nafsu. Orang yang melaksanakan ibadah di bulan ramadan dengan niat karena Allah, maka ia akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Firman Allah Quran surat Al-Baqarah ayat 183 berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183).

Dalam hal ini bukan hanya ibadah puasa, melainkan akan membawa kekhusyuan ibadah lainnya seperti salat, tadabbur Al-Quran, bersedekah, dan lain sebagainya. 

Pada bulan Ramadan umat Islam akan berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga membawa mereka pada perbuatan yang diridhoi oleh Allah SWT. Dengan begitu, kadar ketakwaan pada seorang hamba pun akan semakin meningkat seiring dengan kebaikan yang ia lakukan karena Allah SWT.

4. Muslim Yang Bermujahadah Dalam Ibadahnya.

Ibadah di sini yang dimaksud adalah paling utama tentang Shiyam (puasa) dan Qiyam (berdiri salat) serta amal salih. Muslim yang dikatakan beruntung saat bulan Ramadan adalah mereka yang mengetahui keutamaan bulan ramadan, lalu ia bersungguh-sungguh dalam berpuasa dan beramal salih, serta meningkatkan ketakwaannya. 

Demikian ini karena muslim yang beruntung dengan ibadahnya adalah yang semaksimal mungkin dalam menjalankan amalan terbaik, baik di awal (10 hari pertama), di pertengahan (10 hari kedua), dan semakin baik di akhir (10 hari terakhir) ramadan. Terlebih pada 10 hari terakhir di mana terdapat malam lailatul qadar yang nilainya setara dengan 1000 bulan.

Aisyah Ra menerangkan apa yang dilakukan Rasulullah SAW di 10 malam terakhir, beliau mengatakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ – أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيْرِ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkatkan amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di atas. Ketika memasuki 10 malam terakhir Ramadan, saat itu lah usaha harus dimaksimalkan, berusaha fokus dalam beribadah dan memutuskan segala urusan keduniawian. Karena keistimewaan yang begitu luar biasa inilah justru banyak orang lalai akan 10 hari bulan Ramadan dengan kesibukan duniawi seperti menyiapkan kue untuk lebaran, baju baru, dan sebagainya. Maka tak heran jika pada akhirnya orang yang beruntung di bulan ramadan adalah orang-orang yang benar-benar beruntung.

5. Muslim Yang Memperbanyak Bacaan Dan Pemahaman Isi Al-Quran.

Ramadan adalah bulan Al-Quran di mana pada bulan ini peristiwa Nuzulul Quran itu terjadi. Peristiwa diturunkannya Al-Quran yang berisi petunjuk, penjelasan, dan pedoman bagi manusia. Keberkahan Al-Quran tidak akan pernah putus hingga akhir zaman. Tidak akan pernah rugi orang yang melakukan perniagaan dengan Al-Quran. Karena hanya Al-Quran yang akan menjamin manusia selamat dunia dan akhirat.

Selama bulan Ramadan, muslim dikatakan beruntung ialah yang banyak mentadaburi Al-Quran, yaitu mereka yang memperbanyak mebaca Al-Quran, memahami dan mengamalkannya. Bayangkan saja, jika membaca satu huruf Al-Quran diganjar dengan 10 kebaikan, maka pada bulan ini pahala itu dilipatgandakan. Masya Allah.  Tidak hanya tilawah Al Quran, melainkan juga mempelajari arti dan maknanya, lalu mengamalkannya. Dan hanya orang-orang yang beruntung yang dapat keutamaan bersama Al Quran di bulan ramadan ini.[]