Sisi Lain di Balik Wajah Seram Egi Fedly

Aktor Egy Fedly berpose untuk difoto saat dijumpai di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (12/1/2019). Kendati lebih terkenal sebagai aktor, Egy Fedly ternyata menempuh jurusan seni rupa semasa kuliah. Aktor yang terkenal dengan peran antagonis itu juga memiliki ketertarikan dengan musik beraliran 'country'. Bahkan ia telah menciptakan lebih dari 30 lagu. | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO Ketika mendengar nama Egi Fedly, mungkin sebagian orang akan muncul pertanyaan siapa sosok tersebut. Namun, ketika sudah melihat wajahnya, tentu banyak orang mengenalinya.
Ya, Egi merupakan aktor yang dikenal sering memainkan peran antagonis dalam beberapa film. Namun, siapa sangka jika pria kelahiran Bandung itu sudah berkecimpung di dunia seni peran sejak tahun 1995.
Sebelum terjun ke dunia seni peran, Egi sama sekali tidak memiliki ilmu dasar mengenai seni peran. Diketahui, pria 62 tahun itu justru sekolah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan mengambil jurusan Seni Rupa.
baca juga:
Egi mulai masuk di IKJ pada tahun 1978, saat itu namanya bukan IKJ melainkan LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta). Satu-satunya kampus seni di Indonesia yang memiliki lima jurusan berbeda. Sayangnya, Egi memilih untuk tidak menyelesaikan sekolahnya yang diakhiri pada tahun 1983.
Satu tahun menjalani masa perkuliahan, Egi mulai mengenal dunia seni peran. Hal ini berawal ketika teman sejawatnya menawarkan untuk ikut berperan dalam teater yang diadakan oleh dosennya, di kampus. Meski hanya menjadi seorang figuran dan tanpa bertutur kata, namun rupanya Egi begitu menikmatinya.
Sejak saat itulah, seorang Egi Fedly mulai jatuh cinta dengan seni peran. Baginya saat ini, seni rupa adalah hobi sementara seni peran adalah profesi. Dua hal yang berbeda, yang tidak akan dipersatukannya, menurut idealismenya.
Hingga saat ini, sudah banyak sekali sinetron dan film layar lebar yang dibintanginya. Beberapa tahun belakangan, film yang dibintanginya yang berhasil meraih banyak penghargaan yakni film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dan Pengabdi Setan.
Meski selalu berperan sebagai sosok yang berbau mistis serta karakternya yang antagonis, namun siapa sangka bahwa stigma yang demikian berbanding terbalik ketika tim AKURAT.CO menemui kediamannya, dan berbincang-bincang sambil minum kopi dengannya.

Sosok Egi Fedly yang Berbanding Terbalik dengan Stigmanya
Pada Sabtu, 12 Januari 2019 lalu, Tim AKURAT.CO menemui Egi Fedly di kediamannya yang berada di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Kami banyak berbincang-bincang mengenai kehidupannya di balik kesibukannya di dunia seni peran. Ternyata, hatinya tidak seseram penampilannya.
Dengan rambutnya yang gondrong, jenggotnya yang lebat serta raut wajahnya yang tegas, Egi ternyata sosok yang bersahabat dan ramah kepada siapapun. Kami pun dijamunya dengan sangat menyenangkan.
Salah satu dari kami sempat berboncengan menaiki kendaraan roda doa dengan Egi Fedly. Dari kediamannya, kami langsung beranjak ke sebuah kafe yang berada tak jauh dari kediamannya untuk berbincang-bincang lebih nyaman. Kafe itu milik salah seorang produser yang tidak sempat disebutkan namanya.
Dari situlah, kami mengungkap beberapa fakta sosok Egi yang sebenarnya.
- Pecinta Hewan
Egi yang saat itu mengenakan jeans biru serta kaos berwarna hitam, dipenuhi dengan bulu-bulu yang menempel di pakaiannya itu. Sambil mengendarai kendaraan menuju kafe, salah satu kami mempertanyakan dari mana asal bulu berwarna pirang yang menempel itu.
“Om Egi, pelihara kucing ya? Bajunya banyak bulu nempel,” tanya tim AKURAT.CO.
Egi Fedly pun menjawab bahwa ia memang memelihara kucing dan anjing dalam rumahnya.
“Iya, di rumah ada kucing sama anjing. Tadinya mereka nggak akur, tapi sekarang udah akrab,” jawabnya.

Tak berselang lama, kami langsung sampai di kafe tersebut. Tanpa basa basi, obrolan kami pun langsung mengalir begitu saja, sembari memesan minuman yang tersedia di daftar menu kafe itu.
- Pecinta musik hingga terjun ke dunia seni peran

Kami berbincang mengenai bagaimana latar belakangnya sebelum tenggelam di dunia seni peran. Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), Egi mengaku memiliki hobi bermain musik, ia sudah mulai membuat grup musik dan memiliki kesukaan berbagai musik pop pada saat itu.
Ia bahkan sempat membuat grup musik bersama penyanyi legendaris, Iwan Fals yang bernama Country Babadotan. Sayangnya, karir mereka tak sejalan, Egi lebih banyak berkecimpung dalam seni peran daripada seni musik, sementara Iwan Fals tetap pada jalurnya.
Ya, Egi memang hanya menilai musik adalah hobinya yang tidak untuk dikomersilkan, sama seperti Seni Rupa yang ia pelajarinya semasa kuliah.

Selain itu, Egi juga menceritakan bagaimana ia begitu mencintai dunia seni rupa. Dua kali ia gagal ketika mencoba masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB), ia juga sempat salah mengambil jurusan di salah satu universitas, di mana saat itu ia asal memilih jurusan, yakni publisistik, jurusan dimana para calon jurnalis menimba ilmunya.
Hingga akhirnya ia berhasil menemukan jati dirinya di IKJ yang pada saat itu bernama LPKJ dengan mengambil jurusan impiannya, seni rupa.
- Kisah percintaan Egi Fedly yang unik
Pria yang memiliki hobi bermusik itu juga sempat menceritakan bagaimana kisah uniknya ketika hendak menikahi seorang wanita. Sambil tertawa dengan raut wajahnya yang serius, Egi menceritakan bagaimana kisahnya.
“Jadi waktu itu temen gua bilang ‘kayaknya lo cocok deh sama dia’, pas gua liat ‘wah iya manis orangnya’. Terus gua telpon dia, gua ajak ketemu, langsung gua tanya ‘begini, kayaknya gua suka sama elu, lu mao nggak kawin sama gua?’ tu cewek kaget, akhirnya dia minta waktu seminggu. Pas udah seminggu, gua telpon minta jawabannya, terus dia minta waktu lagi satu hari, besoknya dia yang telpon gua, kata dia ‘iya deh, saya mau’, gitu hahahaha,” singkat ceritanya yang sambil menenggak kopi.
Hanya jeda satu bulan sejak pertemuan singkat itu, pernikahan Egi Fedly dengan wanita bernama Yanti Pane, juniornya di bawahnya 10 tahun itu akhirnya berlangsung. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai dua orang anak, sementara Egi juga memiliki satu orang anak dari pernikahan sebelumnya.
Dari pernikahan sebelumnya, Egi mengaku berpacaran selama lima tahun, kemudian menikah selama lima tahun. Sayangnya, mereka memilih untuk mengakhiri rumah tangganya, lantaran selama sepuluh tahun bersama, rupanya sang istri belum mengenal seperti apa Egi Fedly, begitu pun sebaliknya.
- Stigma Egi Fedly yang katanya antagonis
Pembicaraan pun berlanjut bagaimana Egi dicap sebagai aktor langganan dengan karakter antagonisnya. Dirinya mengaku merasa dirugikan lantaran tidak diberi kesempatan untuk memainkan karakter lainnya.
“Iya. Merasa ‘lo pikir gua nggak bisa main komedi?’ gitu, lo pikir gua nggak bisa main serius, jadi detektif kek. Kenapa orang nggak mau nyoba? Kalo dikita reserse mungkin ya. Atau gua jadi ya peran-peran yang lain lah. Banyak produser, orang casting, sutradara menggampangkan ‘udah udah dia aja udah pasti bener, udah pasti pas’,” ujarnya penuh kecewa.
Padahal, selama berbincang dengan Egi Fedly, kami sama sekali tidak melihat sosok pria berdarah dingin seperti yang diperankannya selama ini dalam beberapa filmnya. Bapak tiga anak itu sangat humble, asik diajak berbincang-bincang dan bercanda gurau. Bahkan, kami sempat meminta Egi untuk berpose bak malaikat, dan ia pun tampak menikmatinya.

Sementara itu, Egi juga mengaku selama menjadi aktor, dirinya sama sekali tidak pernah memiliki latar belakang yang jelas, ia juga tidak pernah diberikan pendamping hidup dalam skenario.
“Gua jarang banget dikasih bini. Iya, pasangan. Di film apa gua punya istri? Nggak pernah! Emang preman bukan manusia? Nggak punya bini apa? ‘Lu bener-bener lu ya’, padahal perannya beda-beda, ini kali kesekian dan gua nggak pernah dikasih istri. Keluarga gua nggak jelas, kan harus jelas harusnya struktur itu, kenapa gua jahat? Kenapa gua jahatnya kayak gini, latar belakangnya apa, bini gua sapah? Nggak punya anak, nggak punya kakak?” keluhnya.
Diakuinya, dari sekian banyak film yang ia perankan, hanya Joko Anwar, sutradara film kondang yang baru memberikannya latar belakang. Dalam hal ini, tentunya film Pengabdi Setan yang membuatnya merasa diakui.
“Baru satu atau dua orang yang ngasih latar belakang buat gua, baru Joko Anwar yang ngasih. ‘bang, ini abang tuh bukan sekolah jurnalis, abang sekolahnya ekonomi, tapi gagal,” jelasnya.
Egi berharap, suatu saat ia dapat diberi kesempatan oleh produser atau sutradara untuk memainkan karakter lain demi mengembangkan kariernya. []