Abdul Hadi: Kami Tak Minta Dikasihani, Kami Hanya Butuh Pengakuan dan Kesempatan

Penulis disabilitas di laman resmi TNI AD, Abdul Hadi, di acara syukuran HUT ke-68 Dispenad di Aula A.H. Nasution Mabesad, Jakarta, Senin (14/1/2018). | Dok. Dispenad
AKURAT.CO, Penyandang Disabilitas tidak butuh untuk dikasihani, namun butuh pengakuan dan kesempatan sebagaimana orang pada umumnya, seperti yang diberikan oleh TNI AD.
Hal tersebut diungkapkan, Abdul Hadi (29), seorang penyandang disabilitas tunanetra yang juga penulis artikel di laman resmi TNI AD saat menghadiri acara syukuran peringatan HUT ke-68 Dinas Penerangan TNI AD (Dispenad) di Aula A.H. Nasution Mabesad, Jakarta, Senin (14/1/2018).
Bagi Hadi, demikian panggilan akrabnya, acara HUT ke-68 Dispenad merupakan yang pertama kali diikutinya. Bersama dengan sang Istri, Siti Alfiah (38), dan anak semata wayang mereka, Rizky (4.5), datang ke acara setelah dijemput oleh Personel Dispenad.
baca juga:
Selain mendapatkan apresiasi dan tali asih dari Kadispenad, Brigjen TNI Candra Wijaya, Hadi juga didaulat untuk menyampaikan pesan dan kesannya tentang kerja samanya dengan Dispenad.
"Saya bersyukur kepada Allah SWT, yang telah menganugerahkan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan bagi saya dan keluarga. Termasuk seperti yang saya dan istri alami saat ini. Semoga kita semua dapat mensyukuri dan menggunakan anugerah tersebut sebaik-baiknya," ungkapnya.
Dalam kesehariannya, meski menyandang disabilitas, Hadi menghidupi keluarganya dengan mandiri, yakni melalui jasa urut dan berjualan makanan khas daerah serta topi. Semua itu dilakukannya dengan menggunakan media daring atau online.
Bahkan sebelum menjadi penulis artikel di laman TNI AD, Hadi pun membuat blog sendiri tentang berbagai hal, seperti pengetahuan tentang obat-obatan dan topik lainnya. Hal itu, menurut Hadi, akan dijadikan sebagai 'perpustakaan' bagi dirinya dan para penyandang disabilitas lainnya.
Di hadapan Kadispenad dan para undangan yang hadir, Hadi pun mengaku sangat berterimakasih dan bangga atas kesempatan yang diberikan Dispenad kepada dirinya.
"Alhamdulillah, melalui tulisan, saya dapat kesempatan untuk bergabung dan bekerjasama dengan Dispenad. Awalnya tidak menyangka, jika tulisan saya dimuat di Web TNI AD. Setelah tulisan itu dimuat, saya semakin termotivasi untuk terus berkarya dan menyumbangkan pikiran melalui tulisan-tulisan," ujarnya.
Selain mengucapkan terima kasih, Hadi juga memberikan apresiasi kepada TNI AD yang telah memberikan kesempatan kepada dirinya selaku penyandang disabilitas untuk menyampaikan pendapat, ide dan pemikirannya melalui tulisan di media daring TNI AD atau di tniad.mil.id.
"Kami tidak minta untuk dikasihani, kami hanya butuh pengakuan dan kesempatan. Untuk itu saya berpesan kepada teman-teman disabilitas lainnya khususnya penyandang tunanetra untuk terus berkarya dan berjuang sesuai kapasitasnya masing-masing," katanya.
Pria yang menjual makanan khas Bangka Belitung itu berharap, selama ada niat dan kemauan, keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk meraih cita-cita.
"Jangan pernah menyerah, teruslah berusaha meraih mimpi karena jendela dunia itu memberi kesempatan kepada orang-orang yang mampu menggapai masa depan dengan optimis. Kami (penyandang disabilitas) pun ingin mendapatkan kesempatan yang sama seperti warga negara yang lain untuk berkarya seperti dirinya," ungkapnya.
Sebelum mengakhiri kesan dan pesannya, Hadi menyampaikan bahwa apresiasi kepada dirinya juga dapat membantu kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Termasuk untuk membayar kontrakan dan menyekolahkan anak sekolah," ujarnya.
Berikut ini contoh tulisan Abdul Hadi yang dikutip oleh AKURAT.CO dari laman resmi TNI AD:
Bismillah, Jujur saya bingung mulai dari mana untuk menyampaikan rasa bahagia, rasa bersyukur bisa bersama-sama menjadi bagian dari Dispenad. Dengan segala perbedaan dan kekurangan saya, Pusat Penerangan TNI AD, memberi kesempatan untuk saya berkontribusi tulisan di wepsite (Website, red) mereka. Saya Abdul Hadi asal Tangerang. Usia 29 tahun dan istri Siti Alfiah usia 38 tahun adalah disabbilitas netra.
Kami menikah pada tahun 11/2012, dan Alhamdulillah oleh Allah Kami dikaruniai turunan nama putra Muhammad Fidia Rizki, usia 4 setengah tahun. Tepatnya bulan Ramadhan tahun 2018 saya mulai menjadi bagian dari Dispenad. Waktu itu bulan Ramadhan siang sekitar jam 13.30 wib datang seseorang ke tempat tinggal saya untuk pijat, jujur saya waktu itu sudah 3 hari belum dapat pasien 1 pun. Kontrakan kurang 5 hari jatuh tempo kontrakan.
Uang masih kurang 50.000, lagi, dan beras juga sudah hampir habis. Saya sudah bingung, hanya bisa pasrah pada Yang Maha Kuasa. Singkat cerita saya mijit (nerapi) bapak ini. Ya beliau tanya soal usaha saya dan pendapatan tiap bulan. Beliau juga bertanya bagai mana saya yang tidak dapat melihat ini dapat menggunakan android. Setelah kita sharing waktu itu beliau menawarkan untuk menulis di situs Angkatan Darat.
Jujur, saya waktu itu anggap lewat saja. Karena saya sadar diri dan kemampuan saya belum pantas untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Setelah bapak itu pulang saya memang sengaja melupakan hal itu. 3 hari berikutnya saya di telpon bapak itu mengonfirmasikan, bahwa akan ada anggota beliau yang akan datang ke tempat tinggal saya untuk memperjelas sekaligus berkenalan.
Rasanya ya tidak bisa digambarkan. Ada rasa takut tidak bisa menerima dengan semestinya. Rasa bahagia rasa bersyukur pada Allah karena telah menurunkan rizkinya melalui beliau beliau ini. Ternyata keadilan Allah turun pada hambanya yang sedang dalam kesulitan. Pasalnya selain mereka memberi kesempatan, mereka juga memberikan solusi yang memang kami sedang butuhkan.
Pada tgl 14/01/2019 rasa itu datang lagi. Kami di undang, di akui untuk hadir di acara HUT DISPENAD. Sampai, saya susah berkata-kata bukanya karena saya tidak tau berterima kasih. Saya justru bingung kalimat apa yang pantas untuk mewakili perasaan saya ini. Dan harapan saya untuk bapak yang berkenan mengorbankan nama, tenaga, materi untuk saya semoga Allah akan sehatkan beliau berserta keluarganya.
Dan untuk Dispenad, semoga dengan usiamu yang ke 68, akan makin maju serta dapat melahirkan prajurit yang gagah perkasa. Menghasilkan manusia yang bijak sana, amanah, dan menjadi pelindung rakyat yang adil. Semoga dengan kesempatan yang di berikan dapat menjadi motivasi supaya saya semangat dan meningkatkan kemampuan khususnya ditulis menulis.
Catatan: Tulisan di atas asli hasil Abdul Hadi, AKURAT.CO tidak mengubah sedikitpun demi menjaga orisinalitas tulisan tersebut.
Punya Pengalaman yang Tak Enak Saat Mengurus KIS-PBI
Abdul Hadi pernah mengalami pelayanan kurang sepantasnya saat ingin mengurus Kartu Indonesia Sehat Peserta Bantuan Iuran (KIS-PBI).
Hadi berusaha mencari dan mendatangi berbagai lembaga yang mengurus KIS-PIB bagi masyarakat kurang mampu, seperti ke kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di sekitar tempat tinggalnya di Cikupa, Tangerang, Banten.
Hadi pemegang BPJS Mandiri sejak 2014, lalu disarankan untuk mengubah statusnya dari yang berbayar ke yang gratis karena ketidakmampuannya. Itulah KIS-PIB yang akan ditanggung Pemerintah. Tahapannya, berjenjang melalui tingkat paling bawah yakni Desa hingga Kecamatan.
Saat Hadi datang ke Kantor Kepala Desa Dukuh, Jl. Pembangunan No. 07, Cikupa, Tangerang, Banten, ia mengaku tidak dilayani dengan baik.
"Perangkat desa tidak ramah kepada warganya penyandang disabilitas. Saya menunggu sekitar 1 jam dan yang menuntun saya adalah sopir ojek online. Dengan nada malas (acuh) mereka bilang kepada kami tidak tahu pogram KIS tersebut. Bahkan saya dinilai salah alamat dan memberi arahan untuk ke Puskesmas," kata Hadi seperti dikutip dari www.indonesiamandiri.web.id.
Meski kesal, namun Hadi tetap mencoba ke Puskesmas di Jl. Raya Serang, Talagasari, Cikupa, Tangerang, Banten. Hasilnya pun sama nihilnya dengan di Desa. Puskesmas berdalih, yang berwenang mengajukan KIS-PIB adalah pihak Desa.
"Dimana letak keadilan sosial bagi rakyat Indonesia? Pantaskah perangkat desa seperti ini melayani rakyat. Tidak ramah, tidak tahu apa-apa dan tidak memiliki profesional kerja standar yang benar. Lalu kemanakah rakyat mengadu?," ungkap Hadi penuh tanya.[]