Kecewa Debat Capres-Cawapres, Ferdinand: Saya Lebih Tertarik Menonton Cerdas Cermat SD
Debat Pilpres 2019

Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean saat menyampaikan keterangannya kepada awak media di kediaman SBY yang terletak di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan | AKURAT.CO/Bayu Primanda
AKURAT.CO, Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai debat calon presiden dan wakil presiden putaran pertama kali ini buruk dan tidak mendidik.
Ferdinand mengatakan hal itu karena melihat format debat yang tak memberikan peluang bagi kedua kandidat untuk menyampaikan program ke depan.
Dia juga meminta Komisi Pemlihan Umum untuk segera mengubah format debat tersebut.
baca juga:
“Secara umum debat ini buruk, tidak mendidik dan tidak memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Paslon ke depan. Saran saya kepada @KPU_ID agar format debat ini diubah dan diperbaiki. Konsep debat harus mampu menunjukkan kapasitas paslon,” kata Ferdinand di Twitter, Kamis (17/1/2019).
Kemudian, Ferdinand juga menyinggung pertanyaan yang diserahkan KPU untuk pasangan calon presiden-wakil presiden.
“Pertanyaan dr Panelis yang diserahkan @KPU_IDkpd paslon juga tidak baik, tidak membuka alam ruang kapasitas paslon untuk menjawab Indonesia kedepan seperti apa,” jelasnya.
Melihat buruknya format debat kali ini, Ferdinand mengaku lebih tertarik menonton acara cerdas cermat yang dilakukan siswa sekolah dasar.
“Saya lebih tertarik menonton cerdas cermat SD jaman dulu,” ungkap dia.
Diketahui, usai debat pertama, Komisi Pemilihan Umum akan membuat debat kedua yang berlangsung pada 17 Februari 2019. Debat tersebut bertemakan energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Debat kedua ini hanya akan menghadirkan dua calon presiden, Jokowi dan Prabowo Subianto.
Kemudian, debat ketiga yang mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya akan diselenggarakan pada 17 Maret 2019. Debat ketiga melibatkan dua calon wakil presiden, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.
Debat keempat, dengan tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, hubungan internasional, akan diselenggarakan pada 30 Maret 2019, dan kembali menampilkan Jokowi-Prabowo Subianto.
Dan yang terakhir debat kelima, memiliki tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri.[]
Secara umum debat ini buruk, tidak mendidik dan tidak memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Paslon ke depan.
— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) January 17, 2019
Saran saya kepada @KPU_ID agar format debat ini dirubah dan diperbaiki. Konsep debat harus mampu menunjukkan kapasitas paslon.
Pertanyaan dr Panelis yang diserahkan @KPU_ID kpd paslon juga tidak baik, tdk membuka alam ruang kapasitas paslon untuk menjawab Indonesia kedepan seperti apa.
— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) January 17, 2019
Saya lebih tertarik menonton cerdas cermat SD jaman dulu.