Puluhan Mahasiswa Papua Digiring ke Mapolrestabes Surabaya, Satu Parang Disita

Polisi menyita satu parang yang diduga digunakan untuk membacok satu anggota ormas kepemudaan | AKURAT.CO/Adi Suprayitno
AKURAT.CO, Puluhan mahasiswa Papua yang tinggal di asrama jalan Kalasan Surabaya digiring oleh polisi ke Markas Polrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan terkait pembacokan yang mrngakibatkan satu anggota organisasi masyarakat kepemudaan terluka. Dalam penggeledahan di asrama, Kamis (15/8) malam, polisi menyita satu parang yang diduga digunakan untuk membacok anggota ormas kemasyarakatan.
Penggeledahan ini dipimpin oleh Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Bambang S Wibowo, dan Kasat Intel Polrestabes, AKBP Benny Pramono
baca juga:
Sebelum membawa puluhan mahasiswa Papua negosiasi berjalan alot dan sempat terjadi bersitegang karena mahasiswa menolak diangkut ke truk polisi. Polisi akhirnya menerjunkan tim unit tangkal Polrestabes Surabaya masuk ke asrama untuk mengeluarkan para mahasiswa Papua. Polisi juga menyiagakan satu ekor anjing pelacak di luar pagar asrama.
Satu persatu akhirnya mahasiswa bersedia keluar dan naik ke truk untuk dibawa ke mapolrestabes. Mengingat jumlah mahasiswa yang cukup banyak, polisi berniat mengangkut dalam dua truk. Namun para mahasiswa menolak dan minta dijadikan satu truk meskipun harus berjubel. "Kami bukan babi, jangan diperlakukan seperti ini. Perlakukan dengan baik," teriak mahasiswa Papua ketika diangkut kedalam truk.
Sementara ditempat terpisah, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, polisi membawa mahasiswa Papua untuk diperiksa dan identifikasi dalam mengungkap pelaku penganiayaan hingga mengakibatkan anggota ormas terluka pada Rabu (15/8) siang.
"Kita akan melakukan olah TKP di asrama tersebut untuk mendapatkan kronologi sebagai tahapan penyelidikan dan penyidikan," ujar Rudi.
Untuk diketahui, peristiwa ini diduga dipicu mahasiswa Papau tidak mengibarkan Bendera Merah Putih di asrama di Jalan Kalasan-Surabaya. Akhirnya ormas kepemudaan memasang Bendera Merah Putih di luar pagar asrama
"Mereka (mahasiswa Papua) berteriak-teriak ketika kami hendak memasang Bendera Merah Putih dari luar pagar. Sebagian mereka sempat melakukan pemukulan terlebih dahulu. Kami memukul balik untuk membela diri," ujar anggota ormas kepemudaan, Basuki.
Dengan adanya baku hantam itu mahasiswa Papua berlari masuk ke dalam asrama untuk mengambil parang. Kemudian menyabetkan ke salah satu anggota ormas kepemudaan hingga terluka. "Saat ini rekan kami sedang di Polrestabes Surabaya untuk membuat laporan," tambah Basuki.[]