Yeay! Menpar Akan Buat Calendar of Event untuk Kaum Milenial

Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2018 | AKURAT.CO/Chodijah Febriyani
AKURAT.CO, Peran kaum milenial saat ini sangat mendominasi pariwisata Indonesia. Sebab, para milenial mempunyai ciri-ciri yang unik seperti suka hal-hal baru, aktif di sosial media, hingga mempunyai kebutuhan yang khusus. Atau, yang disebut dengan esteem need.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memberikan beberapa ciri kaum milenial dalam hal beriwisata.
"Ciri-cirinya, anak muda dengan kebutuhan yang khusus. Saya sebut esteem need. Apa itu? Adalah kebutuhan untuk diakui. Kalau saya kasih ilustrasi seperti ini; Mereka senang destinasi yang baru dan belum dikunjungi orang agar mereka diakui orang lain. Dan, mereka senang selfie," ucapnya di Jumpa Pers Akhir Tahun 2018 di Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Kamis, (20/12).
baca juga:
Selain itu, ciri-cinya menurut Menpar yakni, para wisatawan milenial tidak suka memiliki sesuatu sendiri.
"Mereka senang spending untuk experiences. Daripada, meng-owning sesuatu. Lebih baik, pakai mobil yang bisa sharing, daripada beli mobil. Kuncinya, esteem need. Mereka juga sangat digital. Kalau bahasa milenialnya, digital savvy," bebernya.
Lalu pertanyaannya adalah, apakah destinasi wisata Indonesia sudah melayani mereka dengan baik?
"Jawabannya, belum. Karena, saya tanya Bu Esthy yang CoE Top 100, apakah ada desain khusus untuk milennial? Kalau mau jujur, tidak. Meskipun banyak netizen yang juga menyukai," bebernya.
Ke depan, Menteri asal Banyuwangi ini akan membentuk tim khusus untuk menangani milenial tourism.
"Jadi, untuk tahun 2019, akan saya buat tim untuk merumuskan tiga hal. Yaitu, membuat Calendar of Event khusus milenial. Kedua, membuat paket-paket wisata khusus milenial. Sebab, selama ini tidak ada prompsi yang didesain khusus untuk milenial. Bahkan, video kita yang juara 1 dunia itu masih dinilai kurang milenial," jelas Menpar.
"Saya hanya kasih waktu tim ini 1 triwulan. Karena, triwulan berikutnya harus punya CoE untuk milenial. Kedua, harus punya paket milenial. Contohnya 'Djakarta Warehouse Project," tandasnya.