Urgensi Pengembangan Talent Digital, Mesin Akan Gantikan 60 Persen Tenaga Kerja RI

Pengunjung mencari koleksi arsip surat kabar dan majalah dalam format digital di Jogja Library Center, Malioboro, Yogyakarta, Minggu (31/12/2018). Jogja Library Center terletak di Jalan Malioboro yang terdiri dari dua lantai. Lantai bawah untuk koleksi arsip majalah dan surat kabar, sedangkan lantai atas untuk ensiklopedia nusantara dan jogjasiana (kumpulan koleksi arsip tentang Yogyakarta). Koleksinya sangat beragam mulai dari arsip surat kabar dan majalah tahun 1945 hingga saat ini. | AKURAT.CO/Abdul Aziz Prastowo
AKURAT.CO Selain hambatan mengenai data pelaku usaha yang berbasis disegmen digital (e-commerce) yang sulit didapatkan, pemerintah juga ingin fokus meningkatkan bakat (talent) sumber daya manusia dalam pengembangan ekonomi digital.
Sebab, talent menjadi kunci utama untuk dapat bersaing dalam perkembangan ekonomi digital. Apalagi tenaga kerja Indonesia sebagian besar rentan digantikan pekerjaannya oleh mesin.
"Tanpa talent digital, akan sulit untuk memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan optimal," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahudin, ditemui di Kedasi Event Space, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
baca juga:
Menurut dia, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap pekerjaan. Terdapat pergeseran peran manusia oleh mesin, tetapi di sisi lain teknologi digital juga telah menciptakan lapangan kerja baru.
Sebanyak 60 persen dari tenaga kerja Indonesia saat ini masih berada pada posisi staf. Terdiri dari staf administrasi, tenaga kerja di pertambangan, konstruksi, dan manufaktur, petugas kebersihan, pembantu, perawat, pemilik toko, dan petani.
"Mereka merupakan pekerja yang rentan tergantikan oleh mesin. Dan 40 persen masih lulusan SMP ke bawah," ucap dia.
Untuk itu, pemerintah saat ini sedang menyusun strategi pengembangan talent digital, berupa reskilling dan upskilling, agar tenaga kerja Indonesia tetap relevan di era digital.
"Dalam upaya pengembangan talent tersebut, kami juga melihat pentingnya bekerja sama dengan industri dan akademisi. Mereka lah yang lebih mengetahui perkembangan teknologi dan kebutuhan skill ke depannya," ujarnya. []