Efisiensi Stok Ketahanan BBM, Pertamina RU II Pakai Sistem BOR

Pettamina penyaluran Avtur di 12 Embarkasi Haji | Humas Pertamina
AKURAT.CO, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai mengembangkan sistem Berthing Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga melalui modifikasi jalur dari tangki timbun Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kilang menuju kapal. Hal ini dilakukan untuk memangkas angka bor dan melakukan efisiensi.
Pengaspalan perdana produk BBM solar menggunakan sistem loading baru ini dilaksanakan di dermaga (Jetty) 1 RU II Dumai pada akhir pekan kemarin. Launching program ditandai dengan pengalungan karangan bunga dari GM Pertamina RU II kepada Kapten Kapal Bull Flores.
General Manager Pertamina RU II Dumai Nandang Kurnaedi memimpin langsung kegiatan ini bersama-sama dengan Kapten dan awak kapal Bull Flores sebagai yang pertama kali merasakan inovasi ini.
Nandang menyatakan upaya ini dilakukan guna mengoptimalkan upaya Pertamina dalam mewujudkan efisiensi dan efektifitas di berbagai lini usaha. Sebagai kilang yang memasok hingga 20 persen kebutuhan energi nasional, inovasi sekecil apapun dapat berdampak besar bagi bisnis Pertamina.
"Hari ini Alhamdulillah loading BBM jenis solar menuju kapal dengan sistem yang dikembangkan oleh RU II Dumai dapat berjalan lancar. Jika sebelumnya loading rate berada di angka 1200 KL/jam, kini dapat mencapai angka 2010 KL/jam. Penghematan waktu bisa kami genjot hingga 60 persen," ungkap Nandang (11/2/2019).
Lebih lanjut Nandang menjelaskan loading rate atau dapat diterjemahkan sebagai kecepatan pompa dalam memompa BBM dari tangki yang berada di darat menuju kapal dapat ditingkatkan melalui modifikasi jalur existing serta penambahan jalur baru ex produk kerosene.
Dengan demikian, Integrated Port Time (IPT) atau waktu yang dibutuhkan kapal untuk berlabuh di Jetty Pertamina dapat diturunkan. Occupancy jetty pun menurun dari semula 90 persen kini berada di angka 75 persen, sehingga dapat dioptimalkan untuk keperluan operasional kapal lainnya.
"Penurunan IPT memiliki imbas yang beragam di berbagai aspek, khususnya efisiensi waktu dan pendanaan. Belum lagi dengan lebih cepatnya produk jadi disalurkan ke kapal, kilang dapat memproduksi lebih banyak BBM untuk mengisi ruang kosong di dalam tangki penyimpanan produk," katanya.
Terkait produksi BBM di Kilang Nandang menambahkan jika sebelumnya produksi BBM jenis solar di RU II Dumai berkisar di angka 2600 ribu barel per bulan, dengan adanya tambahan ruang kosong di tangki penyimpanan, kini RU II dapat menggenjot produksi solar menjadi 3300 ribu barel per bulannya.[]