BPS Catat Produksi Manufaktur di Papua Tumbuh Negatif 13,53 Persen

Ilustrasi - Industri Manufaktur | AKURAT.CO/Ryan
AKURAT.CO, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) Papua pada triwulan IV-2018 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 13,53 persen dari triwulan III-2018.
"Penurunan angka pertumbuhan ini disebabkan karena terjadi penurunan produksi pada Industri Makanan, khususnya crude palm oil (minyak kelapa sawit) dan industri kayu, barang dari kayu (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya," ujar Kepala BPS Papua Simon Sapary, di Jayapura, dilansir dari Antara, Senin (11/2/2019).
Ia menjelaskan, penurunan produksi CPO ini dikarenakan kerusakan mesin perusahaan pada dua bulan terakhir sehingga yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.
Produksi kayu juga mengalami penurunan karena perusahaan kesulitan memperoleh izin untuk memperluas lahan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi produksi.
Menurut dia, kondisi yang berbeda terjadi pada produksi industri minuman. Komoditi ini selama triwulan IV-2018 mengalami pertumbuhan positif dibandingkan dengan triwulan III-2018.
"Fenomena ini terjadi karena begitu besarnya permintaan masyarakat pada saat menjelang perayaan Natal dan tahun baru," kata dia.
Simon menambahkan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di Papua pada triwulan IV-2018 secara (q-to-q) mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,27 persen dari triwulan III-2018 dan berada di atas pertumbuhan nasional yang tumbuh positif sebesar 1,24 persen.
Pertumbuhan positif tersebut dipengaruhi meningkatnya produksi pada komoditas industri yang memiliki share terbesar, yaitu industri makanan.
"Fenomena tersebut, disebabkan karena meningkatnya jumlah permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru," katanya.
Selain itu, peningkatan produksi pada industri barang galian bukan logam, industri pakaian jadi, industri minuman, serta industri furnitur, juga turut memberikan peran pada peningkatan indeks industri manufaktur mikro dan kecil secara (q-to-q) pada periode tersebut.