Ditanya Soal Jabatan Bank Dunia, Sri Mulyani: Saya Tetap Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan komisi XI di Nusantara I, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (16/1/2019). Dalam rapat kerja ini membahas Kinerja APBN 2018 dan Perkembangan Perekonomian 2019. Selain itu juga menkeu mengatakan situasi 2019 masih cukup dinamis di mana situasi yang melibatkan AS dan China tak bisa ditebak. Ekonomi global yang melemah akan memengaruhi keseimbangan eksternal. Terutama, akan mempengaruhi komoditas global. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Posisi jabatan Presiden Bank Dunia yang kini masih belum terisi membuat sejumlah spekulasi publik mengenai bakal calon yang mengisi jabatan tersebut menyeruak. Contohnya saja anak dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Ivanka Trump yang dikabarkan bakal menjadi kandidat terkuat untuk menduduki posisi itu. Bahkan, di Indonesia muncul nama yang juga condong menjadi sorotan, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Seperti diketahui, Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Maka tak heran, dirinya juga diprediksi bisa menempati posisi jabatan Bos Bank Dunia. Meski ketika dikonfirmasi, dirinya tetap kekeuh untuk tidak mencalonkan diri mengisi posisi jabatan tersebut.
“Saya tetap Menteri Keuangan,” ucapnya ketika ditemui di Gedung Parlemen usai mengikuti agenda rapat dengar pendapat (RDP), Rabu (16/1/2019).
baca juga:
Bank Dunia mengumumkan mengenai jadwal proses pemilihan Presiden berikutnya untuk menggantikan Jim Yong Kim, setelah pengumuman pengunduran dirinya lebih dini. Pasca pertemuan Dewan pada Rabu (9/1/2019), Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menegaskan bahwa komitmennya untuk proses seleksi berdasarkan transparansi dan prestasi, ujar Bank Dunia melalui sebuah pernyataan.
"Para Direktur Eksekutif setuju bahwa para kandidat harus berkomitmen untuk mengimplementasikan 'visi untuk masa depan' serta misi sebagaimana diartikulasikan dalam 'Sustainable Financing for Sustainable Development Paper'," menurut isi pernyataan tersebut, dilansir dari Reuters.
Kandidat juga harus memenuhi beberapa kriteria penting, termasuk rekam jejak kepemimpinan yang terbukti berpengalaman dalam mengelola organisasi besar dengan paparan internasional maupun komitmen yang kuat untuk penghargaan atas kerja sama multilateral, menurut Bank Dunia.
Bank Dunia melaporkan, nominasi untuk presiden berikutnya akan segera digelar pada tanggal 7 Februari hingga 14 Maret, dimana sang direktur eksekutif akan menyeleksi para peserta hingga tersisa tiga kandidat. Diketahui, wawancara formal oleh Direktur Eksekutif akan segera dilakukan untuk semua kandidat terpilih sebagai tujuan pemilihan dan penyeleksian Presiden baru WBG sebelum bulan April.[]