Kementan Beberkan Kinerjanya Selama 4 Tahun

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tengah membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 dengan fokus membahas peningkatan SDM Pertanian dan ekspor pangan.
Pada sambutannya, Menteri Amran memaparkan kinerja Kementan dalam empat tahun terakhir periode 2014-2018.
Amran menyebut bahwa peningkatan ekspor pertanian saat ini telah tumbuh sebesar 29,7 persen dari 2016 senilai Rp384,9 triliun sekarang menjadi Rp499,3 triliun pada 2018 dengan total nilai ekspor Rp1.764 triliun selama 2015-2018.
baca juga:
"Ekspor kita naik 29,7 persen sampai 2018. Ekspor yang naik yakni sawit, kakao, karet dan kopi," kata Amran di Hotel Bidakara Jakarta, Senin (14/1/2019).
Amran menyebutkan sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan ekspor selama 2014-2017, antara lain kelapa sawit 22,5 persen, karet 21,3 persen, kelapa 14,8 persen dan kopi 28,6 persen.
Selain ekspor, Mentan juga mengungkapkan bahwa inflasi pangan menurun sebesar 88,1 persen selama 2014-2017 dari 10,57 persen menjadi 1,26 persen. Menurutnya, prestasi ini menunjukkan bahwa produksi pangan meningkat.
Adapun nilai investasi pertanian juga tumbuh 110,2 persen selama 2013-2018 dengan total investasi mencapai Rp270,1 triliun. Hal ini dikatakan Amran dipengaruhi oleh adanya 291 Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) yang dicabut karena dianggap menghambat investasi.
Amran juga mengungkapkan bahwa PDB pertanian meningkat selama periode 2013-2017 akumulasi tambahan nilai PDB sektor pertanian yang mampu dihasilkan mencapai Rp1.375 triliun atau naik 47 persen dibandingkan dengan tahun 2013.
Dari sisi inflasi, kelompok bahan makanan menunjukkan penurunan dari 10,57 persen pada tahun 2014 masing-masing menjadi 4,93 persen pada tahun 2015 dan 5,69 persen pada tahun 2016. Bahkan tahun 2017 turun menjadi 1,26 persen.
Keberhasilan pembangunan pertanian juga tercermin dari kesejahteraan petani. Kesejahteraan itu bisa dilihat secara langsung melalui indikator Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dan menurunnya jumlah penduduk miskin di perdesaan.
Pada tahun 2014 nilai NTUP (Pertanian Sempit tanpa Perikanan) hanya sebesar 106,05; dan pada tahun 2015 dan 2016 berturut-turut meningkat menjadi 107,44 dan 109,83. Nilai NTUP pada tahun 2017 dan 2018 sampai bulan Desember juga membaik menjadi 110,03 dan 111,56.
Jumlah penduduk miskin di pedesaan juga terus menurun, pada Maret 2015 masih sekitar 14,21 persen (17,94 juta jiwa) dan pada bulan yang sama tahun 2016 dan 2017 turun menjadi 14,11 persen (17,67 juta jiwa) dan 13,93 persen (17,09 juta jiwa). Demikian juga pada Maret 2018, kembali turun menjadi 13,47 persen (15,81 juta jiwa).
Amran juga menegaskan bahwa data yang di pakai Kementan merupakan data BPS, sehingga tidak bisa diganggu gugat.
"Ini enggak bisa dibantah lagi data BPS, ditandatangani oleh BPS," katanya.[]