Mendag Jangan Lepas Tangan Soal Lonjakan Harga Telur dan Daging Ayam

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita (kanan) bersama Gubernur BI Agus Martowardoyo (kedua kanan) melihat stand yang menjual sayuran di Pasar Murah Ramadan Berbagi yang diadakan oleh Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Rabu (7/6). Acara yang rutin digelar setiap tahunnya itu menjual berbagai macam kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terkait dengan daging ayam dan telur masih menjadi faktor inflasi bulan Juli 2018. Berdasarkan data BPS pada Juli ini, daging ayam menyebabkan inflasi 0,07 persen dan telur 0,08 persen.
Sayangnya inflasi yabg disebabkan daging ayam dan telur kurang mendapatkan respon baik dari Kementerian Perdagangan yang terkesan menyerahkan urusan tersebut ke Kementerian Pertanian. Sebab Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Kamis (2/8), merespon inflasi dari dua komoditas itu menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian dan meminta menanyakannya ke Amran Sulaiman.
"Kalau itu tanya pak Mentan, saya kan enggak produksi telur," ujar Enggartiasto di Jakarta.
baca juga:
Menanggapi hal itu, Pengamat kebijakan publik dari Digipol Strategic Indonesia Nur Fahmi BP menyayangkan sikap Kementerian Perdagangan yang enggan bertanggung jawab terhadap inflasi dari daging ayam dan telur.
Menurut Nur Fahmi, keengganan Kementerian Perdagangan menanggapi inflasi dari kenaikan harga daging ayam dan telur menjadi terkesan tidak mendukung arahan Presiden Joko Widodo agar kinerja lintas sektor, seperti kementerian atau lembaga pemerintahan lainnya, saling menguatkan.
"Jangan sampai menimbulkan persepsi publik gara-gara komentar dan sikap Menteri Perdagangan sekarang bahwa kabinet seolah tidak kompak," ujar Nur Fahmi, Jumat (3/8).
Apalagi, menurut Nur Fahmi, di masa akhir kepemimpinan Presiden Jokowi sebelum Pilpres 2019, Presiden Joko Widodo telah menunjukkan fakta pola kerja antar sektor yang cukup bagus dan sistematis.
Hal tersebut, ucap Nur Fahmi, jangan sampai dirusak dengan sikap Kementerian Perdagangan dengan menanggapi inflasi yang disebabkan dari daging ayam serta telur di pasaran.
Nur Fahmi menilai, soal inflasi yang disebabkan oleh harga daging ayam dan telur yang menjulang di pasaran, bukan seluruhnya menjadi kesalahan Kementerian Pertanian. Oleh sebab itu, Nur Fahmi meminta, agar Kementerian Perdagangan memahami dulu soal inflasi dari dua komoditas itu.
"Menteri Pertanian Amran Sulaiman kan juga berusaha meredam gejolak kenaikan harga daging ayam dan telur. Misalnya melalu operasi pasar dan menanggulangi penimbunan oleh pemain nakal. Itu patut juga diapresiasi tindakannya," kata Nur Fahmi.
Oleh sebab itu, Nur Fahmi mengimbau, upaya Amran Sulaiman seperti itu seharusnya saling selaras dengan cara dari Kementerian Perdagangan guna mencarikan solusi terbaik meredam inflasi. Dirinya mengakui bahwa Presiden Joko Widodo selama ini telah bisa dikategorikan berhasil membangun sektor pertanian, bahkan diapresiasi dunia.
Misalnya, Amran Sulaiman kan sudah melepas resmi ekspor bawang secara besar-besaran ke Thailand. Bahkan sudah sampai domba di ekspor. Usaha itu membuat FAO dan PBB salut, ada Perdana Menteri dari negara lain yang ingin belajar kemauan komoditas pertanian Indonesia," pungkasnya.[]